.......""SELAMAT DATANG DI BLOG JNP SOLUSI WIRAUSAHA SUKSES""....... KUNJUNGI JUGA MY BLOG http://jnpmastersmartcomp.blogspot.com
SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ATAU CEKLIST SEBELUM MENINGGALKAN BLOG,TERIMAKASIH BANYAK ATAS KUNJUNGANNYA ....... SEMOGA SUKSES....!!!!!
HOME|TENTANG | FACEBOOK | DAFTAR ISI|KONTAK|

Sabtu, 07 Juli 2012


Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60 Meter

Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60 Meter

Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60 Meter
Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60 Meter
Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60
Desain Rumah Minimalis Sederhana Ukuran 60 Meter
Mungkin ini contoh model rumah yang cocok jika anda ingin membangun rumah di lahan seluas 60M2. Type rumah bisa 36 atau 45 sesuai selera. Memang ukuran ini bukan ukuran ideal, tapi tidak masalah yang penting anda bisa segera memiliki rumah. Untuk tabungan sekaligus investasi dari pada menunda-nunda makin hari makin mahal. Segera beli, nanti jika dapat rezeki, beli lagi yang lebih gede.
Bagaimana biar tetap nyaman dan leluasa?
1. Yang perlu diperhatikan agar rumah yang sederhana dengan ukuran 60 ini tetap nyaman anda harus pastikan kalau anda membeli lahan di daerah yang sumber airnya lancar, baik dari sumur atau PDAM.
2. Agar rumah Asri dan ramah lingkungan sisakan satu atau dua meter lahan untuk tanaman, anda bisa menanam pohon palm, bunga mawar atau antorium. Hal ini agar rumah anda sejuk dan udaranya segar. Taman di dalam rumah sangat membantu untuk kesegaran rumah, buatlah cendela dan pintu yang cukup tinggi.
3. Bagian dalam rumah, posisi ruang keluarga bersebelahan dengan ruang tamu, ruang dapur dan ruang makan. Taman dalam rumah dengan akses udara langsung dari atas untuk sirkulasi udara dan sinar matahari ke seluruh ruang. Agar terasa nyaman dan terkesan luas, kurangi sebisa mungkin pembatasan ruang, buat sekat seperlunya. Pilihan sekat yang tidak permanen juga memudahkan anda dalam merenovasi ruang ketika anda bosan dengan desain lama.
4. Pemilihan furniture ringan, warna yang senada dan pemasangan cermin pada dinding sangat tepat untuk membuat ruangan terasa leluasa.
5. Cara terakhir dalam efisiensi penggunaan lahan adalah membuat 2 atau 3 lantai, jika dana memungkinkan.

DESAIN RUMAH WIRAUSAHA 1 LANTAI

Rumah minimalis 1 lantai mempunyai beberapa keuntungan. Biayanya tentu lebih murah daripada bangunan 2 lantai, karena biaya pembangunan struktur rumah lebih sedikit. Selain itu, mobilitas anggota keluarga yang berada dalam satu lantai, akan menciptakan keakraban. Untuk orangtua, rumah 1 lantai adalah pilihan tepat, untuk menghindari kesulitan naik turun tangga.
    Selain itu desain rumah minimalis satu lantai sangat cocok untuk pasangan muda yang menginginkan sebuah rumah sendiri dan membuka usaha kecil,seperti counter handfond,toko komputer,rentlan,warnet dan usaha kecil lainnya,dan yang pastinya biayanya tidak terlalu mahal dan bisa digunakan untuk berwirusaha.
      Bagi anda yang membutuhkan desain rumah yang minimalis dan dapat digunakan untuk berwira usaha,kali ini saya akan ber bagi denah/layout rumah minimalis atau pun menambah bagunan rumah minimalis dirumah utama anda misal seperti gambar di bawah ini:


     Gambar diatas salah satu contoh membuat desain rumah minimalis dengan ukuran 10m  X 10m 1lantai ,dengan 2 kamar,ruang tamu,ruangan untuk berwirausaha,mushola kecil,dapur,dll


Dan gambar diatas merupakan modifikasi rumah utama yang diberi tambahan ruangan untuk berwirausaha disisi kiri rumah utama.
   Semoga desain rumah diatas bisa membantu anda yang sedang mencari desain rumah yang memiliki ruangan untuk berwirasaha dan sebagai tempat tinggal anda,dan tentanya dengan biaya yang murah dan terjangkau,untuk desain muka rumah/beranda anda bisa menggunakan desain rumah minimalis 2012 dengan 1lantai..
http://www.google.co.id/search?q=gambar+desain+rumah+minimalis+1+lantai+2012&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=5in4T-rxDsbLrQfp6cXKBg&ved=0CFwQsAQ&biw=1024&bih=629


Terimakasih Dan semoga bermanfaat......................
http://jnpwirausaha.blogspot.com/



   

Selasa, 03 Juli 2012

PETERNAKAN DAN PERIKANAN

PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Salah satu program strategis Pemerintah Kabupaten Sragen di bidang peternakan adalah pengembangan sapi Brangus dengan menciptakan kawasan pembibitan di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Sragen. Selain itu juga dikembangkan peternakan sapi perah, kambing domba, itik dan ayam. Program pengembangan ini didukung berbagai kegiatan seperti inseminasi buatan, kesehatan hewan, serta kemitraan peternak sapi.

Sedangkan di bidang perikanan, Kabupaten Sragen masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Terbukti pada tahun 2005, produksi ikan yang dihasilkan para peternak di Kabupaten Sragen mencapai 3.277.500 kg atau setara dengan nilai produksi lebih dari Rp 3 miliar. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain nila merah, nila hitam, gurame, mujahir, ikan mas, gabus/ karper, tawas, dan lele.

Peternakan Sapi Brangus
Budidaya Sapi Brangus sangat populer di kalangan peternak Sragen. Pada tahun 2005, populasi sapi Brangus di Kabupaten Sragen mencapai 7.895 ekor yang tersebar di 20 kecamatan. Budidaya ternak sapi Brangus telah dikenal oleh masyarakat Sragen sejak tahun 1981, yang diiringi dengan pembangunan pusat pembibitan Sapi Brangus. Sampai tahun 2000, telah terdapat tujuh kawasan pembibitan sapi Brangus di Sragen yakni; Desa Pringanom Kecamatan Masaran, Desa Tenggak Kecamatan Sidoharjo, Desa Dawung Kecamatan Sambirejo, Desa Wonorejo Kecamatan Kedawung, Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh, Desa Tegalrejo Kecamatan Gondang, dan Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan.

Sapi Brangus yang dikembangkan di Kabupaten Sragen merupakan jenis persilangan dari Sapi American Brahman dan Aberden Angus yang direproduksikan secara Artificial Inseminations (inseminasi buatan) atau awam lazim menyebutnya kawin suntik. Sapi Brangus bersama sapi jenis Brahman biasa dipelihara sebagai ternak potong –untuk diambil dagingnya. Usaha peternakan sapi Brangus di Sragen boleh dikatakan telah menerapkan prosedur dan teknik yang maju. Buktinya, budidaya sapi Brangus yang dilakukan warga Sragen sudah berbentuk peternakan dengan kandang komunal. Sistem kandang komunal didesain menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi ternak dalam jumlah besar, melindungi dari terik matahari, hujan, angin, pencurian, gangguan, binatang buas. Dan yang lebih penting lagi, kandang komunal memiliki aksesbilitas tinggi untuk memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan.

Manfaatnya memang betul-betul dapat dirasakan peternak. Sejak sistem kandang komunal diterapkan, kualitas dan kuantitas sapi meningkat sedangkan angka ternak yang sakit atau mati mengalami tren menurun. Populasi sapi potong jenis Brangus dan Brahman di Kabupaten Sragen dalam empat tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan. Lihat saja, pada tahun 2002, jumlah sapi potong di Sragen masih berkutat pada angka 74.561 ekor, namun angka itu terus bertambah hingga mencapai 76.431 ekor pada tahun 2004. Nah, pada tahun 2005, populasi sapi potong di Sragen berjumlah 77.255 ekor, sebanyak 7.895 ekor di antaranya adalah sapi jenis Brangus. Sapi-sapi asal Sragen tersebut telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.

Potensi ekonomi dari bisnis ternak sapi potong di negeri ini boleh dikatakan cukup menjanjikan. Apalagi, permintaan daging sapi dalam negeri, khususnya warga di perkotaan besar, belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi untuk warga Jakarta saja, saban hari memerlukan 800 ekor. Tak kurang dari 600 ekor di antaranya jenis Brangus. Namun, para peternak lokal baru mampu memasok 80 ekor sapi Brangus per hari, itu pun telah mendatangkan sapi dari luar Jakarta seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sisanya, harus mendatangkan sapi dari luar Jawa serta mengimpor dari luar negeri, terutama Australia.

Tingginya permintaan sapi potong merupakan peluang emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Sapi Brangus merupakan salah satu jenis yang paling disukai pasar. Sebab, dibandingkan sapi jenis lain, Brahman misalnya, daging yang dihasilkan jauh lebih banyak. Selain itu, harga sapi Brangus di pasar dalam negeri lumayan menggiurkan.

Sapi Brangus siap potong umur dua hingga tiga tahun (sudah termasuk masa penggemukan selama 1,5 tahun) dan berbobot kurang lebih 450 kg, biasa dilepas seharga Rp 10 juta. Sedangkan Brangus dengan bobot yang lebih berat, sekitar 500 kg, dapat mencapai Rp 15 juta. Berat sapi tergantung pada mutu pakan dan perawatan. Dari tiap ekor sapi Brangus, umumnya dapat diambil dagingnya sebanyak 60 persen dari berat kotor, atau sekitar 270 kg hingga 300 kg daging. Namun, sapi Brangus seringkali sudah diambil dagingnya ketika baru berumur antara 9 bulan hingga 16 bulan.

Daging sapi Brangus di pasar-pasar tradisional maupun swalayan biasa dihargai Rp 40 ribu per kilogram. Andaikata pasokan sapi Brangus dari Sragen dapat ditingkatkan 10 persen atau 790 ekor per tahun, sedangkan 200 ekor di antaranya khusus untuk mengisi kekosongan di pasar Jakarta, maka sudah dapat diraba omzet yang bakal diraup.
Para peternak di Sragen memiliki keterampilan tinggi dan kemauan untuk maju. Mereka telah terbiasa dengan teknik beternak modern sejak tahun 1981. Kondisi tersebut merupakan keuntungan bagi calon investor guna memperoleh tenaga kerja ataupun mitra yang dapat diandalkan untuk memperoleh hasil terbaik.

Selain itu, Sragen memiliki ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Jaminan stok pakan sudah barang tentu menjadi hal sangat krusial dalam usaha ternak sapi. Syukurlah, hingga saat ini Sragen tidak pernah sekalipun mengalami kelangkaan pakan ternak. Malah, sebagian besar kelompok peternak Sragen kini telah memiliki kemampuan meramu pakan ternak yang manjur mendongkrak berat sapi dalam waktu singkat.
Upaya meningkatkan produtivitas sapi asal Sragen dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah areal peternakan. Pemerintah Kabupaten Sragen sangat terbuka kepada calon investor yang ingin menanamkan modal usahanya di bidang peternakan sapi potong. Keberadaan sumber daya alam yang subur, sumber daya manusia terampil, dan regulasi pemerintah daerah yang bersahabat dengan dunia usaha, merupakan dukungan positif bagi kegiatan investasi di bidang peternakan sapi.
Tak mengherankan apabila pada tahun 2005-2006, wilayah Kabupaten Sragen mengalami surplus pakan ternak. Pada periode tersebut, dari ketersediaan pakan ternak sebesar 1.085.880 ton/tahun, yang digunakan untuk asupan hewan ternak baru sebesar 250.000 ton per tahun. Sehingga, terdapat kelebihan pakan sebesar 835.880 ton per tahun. Jika diasumsikan tiap ekor ternak membutuhkan 3 ton pakan dalam setahun, maka surplus pakan tersebut dapat mencukupi kurang lebih sekitar  278.626 ekor hewan ternak.

Pun, jangan khawatirkan soal bakal calon lahan peternakan. Sebab, banyak tempat di wilayah Kabupaten Sragen yang cocok dijadikan lokasi peternakan. Tentu saja, setelah mengurus berbagai perijinan dan memenuhi syarat-syarat teknis tertentu yang memperhatikan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Untuk mengurus perijinan dan syarat-syarat lain di Sragen, calon investor cukup mendatangi Kantor Pelayanan Terpadu  (KPT). Dijamin, mengurus perijinan di Sragen sangat mudah, murah, cepat, dan transparan.

Agar pasar perdagangan hewan ternak makin bergairah, Pemerintah Kabupaten Sragen tengah mematangkan konsep pembangunan ‘’Pasar Hewan 24 jam’’ di Kecamatan Sumberlawang. Jika terwujud, pasar hewan 24 jam ini akan mengubah pola transaksi tradisional, yang mana jaringan pemasarannnya banyak dikangkangi para tengkulak, menjadi transaksi modern berbasis pembelian langsung antara peternak dan pembeli. Selain itu, keberadaan pasar hewan 24 jam diharapkan bakal menghidupkan sektor bisnis yang lain. Jasa pergudangan, jasa pembibitan, penggemukan, pemotongan, akan terkena imbas keuntungan. Bahkan tak menutup kemungkinan bakal menciptakan bisnis baru di bidang industri makanan olahan berskala besar, semisal daging sapi dalam kaleng (korned).

BUDIDAYA LABU JIPANG

Budidaya Labu Jipang

Labu dari Family Cucurbitaceae ini disebut juga labu siam, waluh siem, labu jepan, atau labu jipang. Tanamannya tumbuh merambat ke para-para. Buahnya agak lebih besar dari kepalan tangan. Berbentuk membulat ke bawah. Ada alur pada kulit luar yang agak mirip dengan pembagian ruang dalam buah. Kulit bertonjolan tidak teratur. Kulit buah tipis dengan daging yang tebal. Bila dikupas kandungan getahnya keluar. Oleh karena itu, perlu direndam sebentar dalam air sebelum dimasak. Ada juga yang merebus labu siam muda langsung beserta kulitnya untuk dijadikan lalap.
Manfaat
Untuk sayuran dan lalapan.
Syarat Tumbuh
Tanaman labu tergolong mudah ditanam. Tak heran bila wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu. Labu siam tumbuh dengan baik pada ketinggian 200-1.000 m dpl. Adaptasi labu terhadap perilaku cuaca juga sangat baik. Labu tak hanya mampu berantisipasi terhadap kurangnya air di musim kemarau, melainkan juga terhadap kelebihan air di musim hujan. Labu akan tumbuh optimal pada tanah yang kering, berdrainase dan aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organik. Tanah yang cenderung asam dengan pH 5-6,5 justru disukainya. Untuk rata-rata lahan di Indonesia yang berkecenderungan asam, proses pengapuran untuk menaikkan pH bisa diabaikan.
Pedoman Budidaya Labu Siam
Benih: Labu dikembangbiakkan lewat biji. Untuk labu siam dapat diperoleh bijinya dengan memetik buah yang sudah tua benar. Kemudian diperam di tempat yang lembap hingga keluar tunasnya. Kebutuhan benih untuk labu siam 650 biji/ha, Penanaman Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang. Pupuk kandang sebaiknya ditaruh sekitar lubang tanam. Tanah tak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi, perlu dibuat parit pengairan sederhana dengan menggali parit kecil di sekeliling lahan dan di antara beberapa baris tanaman. Lubang penanaman dibuat dengan tugal. Masukkan 2-3 biji benih ke dalam lubang. Labu siam yang ditanam dengan para-para menggunakan jarak tanam 4 x 4 m dengan lubang tanamnya harus besar. Pada lubang tanam dimasukkan buah labu siam tua yang sudah bertunas. Tutupi buah dengan tanah dan pelihara tunasnya agar tumbuh dengan baik.
Pemeliharaan Labu Siam
Sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar, tindakan penyiangan harus sering dilakukan. Tanah yang belum tertutup seluruhnya gampang sekali ditumbuhi oleh rumput-rumput liar. Tanah di sekitar batang utama tanaman perlu juga ditinggikan. Caranya tarik tanah ke dekat batang tanaman sehingga pada pokok tanaman tanah menjadi lebih tinggi. Setelah tanaman keluar sulur-sulurnya kita perlu membuat parapara . Para-para dibuat dari bambu yang dibelah 2. Tancapkan bambu di sekitar pokok batang. Tinggi bambu dari permukaan tanah sekitar 1,5 m. Jadi bambu dipotong lebih dari itu agar bisa ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat. Masing-masing bambu yang dijadikan tiang rambatan disambung dengan bambu lain di bagian atasnya. Jadi, dari atas para-para terlihat seperti kotak-kotak yang saling bersambung. Tambahkan bambu-bambu lagi dalam posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30 x 30 cm atau 50 x 50 cm. Pengecilan bidang kotak pada atap para-para dimaksudkan agar buah labu siam dapat tumbuh sempurna dan mudah dipetik. Agar sambungannya kuat lakukan pengikatan atau pemakuan. Para-para harus dibuat sekuat mungkin karena nantinya akan menyangga buahnya yang berat. Pemangkasan pada labu dilakukan saat tanaman berumur 3-6 minggu. Pemangkasan cabang diusahakan agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan banyak. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar bisa bertunas. Daun tua yang tidak produktif lagi juga dibuang. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang ialah 5 kg per lubang tanam. Selain itu tambahkan NPK sebanyak 100 g/lubang atau 60-100 kg/ha. Pemberiannya dilakukan pada awal penanaman. Pupuk ini dibenamkan dekat batang pokok.
Hama dan Penyakit
Hama ulat grayak (Spodoptera litura) dapat menghabiskan daun labu. Tanda serangan bisa dilihat pada bekas gigitan yang sering hanya meninggalkan tulang daun saja. Serangan ulat dilakukan malam hari. Waktu siang hari ulat bersembunyi dalam tanah. Untuk pencegahannya, gulma di sekitar tanaman harus dibersihkan. Selain itu, lakukan penyemprotan sedini mungkin dengan Azodrin, dosisnya 2 cc/l, Kepik Leptoglossus australis menyerang buah labu. Bila hujan, bekas tusukan hama ini akan terkena air hujan sehingga mudah dimasuki oleh cendawan. Akibatnya buah menjadi lembek dan busuk. Bila menyerang daun, bagian tengah tanaman atau seluruhnya menjadi kering. Penyemprotan dengan Azodrin seperti dosis di atas juga mampu mengatasi serangan kepik. Lalat buah yang sering menyerang semangka adalah musuh tanaman labu juga. Bila telumya sudah masuk ke dalam buah maka buah sulit untuk dikonsumsi lagi. Pada belahan buah sering ditemui ulat-ulat kecil dari telur yang sudah menetas. Akibat lainnya, bila menyerang batang, bagian batang membengkak seperti bisul. Untuk mencegah serangan, kebersihan lahan harus dijaga. Selain itu, buah diberongsong dengan kertas, daun pisang, atau plastik. Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman labu ialah penyakit layu. Penyebabnya ialah cendawan Fusarium sp. Bibit yang baru tumbuh dan tanaman yang masih muda mudah sekali terserang. Mula-mula ujung daun layu, kemudian mengerut, dan akhirnya kering. Bila tanaman yang terserang dalam areal masih sedikit, cabut tanaman tersebut dan musnahkan. Penyemprotan Benlate 2 g/l air ke tanaman serta di bekas tanah tempat tanaman terkena akan membantu kesehatan tanaman yang lain.
Panen dan Pasca Panen
Labu siam dipanen pertama kali sekitar umur 4 bulan sesudah tanam. Labu siam dipotong tangkainya dengan pisau, tetapi jangan sampai jatuh. Kulitnya yang halus mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.

BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA

  Budidaya tanaman semangka

SEMANGKA
(Citrullus vulgaris)
1. SEJARAH SINGKAT
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi cepat.
2. JENIS TANAMAN
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya: benih Yamato, Sugar Suika, Cream Suika dan lainnya
.
3. MANFAAT TANAMAN
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya.
4. SENTRA PENANAMAN
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina, Jepang, India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung,
dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1.Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan.
2.Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen.
3.Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25 derajat C (siang hari).
4.Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20-30 mm.
5.Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
5.2. Media Tanam
1.Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
2.Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.
3.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1.Persyaratan Benih : Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji).
2.Penyiapan Benih : Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah.
3.Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya;
2.Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat
C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap ditanami benih tersebut.
5. Pemindahan Bibit : Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit menggunakan kantong-kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
2. Pembukaan Lahan : Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan ditanam di areal tersebut.
3. Pembentukan Bedengan : Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm).
4. Pengapuran : Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000 m 2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
5. Pemupukan : Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas:
1. Pupuk Makro yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl);
2. Pupuk Mikro yangterdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo). Pupuk tersebut, dijual dengan beberapa merek seperti Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama penggerek batang.
6. Lain-lain : Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang berwarna perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk pertumbuhannya.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur.
2. Pembuatan Lubang Tanaman : Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
3. Cara Penanaman : Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45, Daconiel). Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
1. Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
2. Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
3. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
4. Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
2. Penyiangan : Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung.cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
3. Pembubunan : Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa hari penanaman.
4. Perempalan : Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
5. Pemupukan : Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
1. Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
2. Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
3. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.
6. Pengairan dan Penyiraman : Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak
kekurangan air.
7. Waktu Penyemprotan Pestisida : Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
8. Pemeliharaan Lain : Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida. Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obat-obatan. Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus,binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
1. Thrips
o Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak.
o Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
2. Ulat perusak daun
o Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.
o Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
3. Tungau
o Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat.
o Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
4. Ulat tanah :
o Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
o Pengendalian:
1. penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya;
2. pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.
5. Kutu putih dan Lalat buah
o Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.
o Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
7.2. Penyakit
1. Layu Fusarium
o Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
o Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan.
o Pengendalian:
1. secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih yang sudah direndam obat;
2. secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.
2. Bercak daun
o Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
o Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
o Pengendalian:
1. secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium;
2. tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
3. Antraknosa
o Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
o Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
o Pengendalian:
1. dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium;
2. menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
4. Busuk semai
o Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
o Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
o Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
5. Busuk buah
o Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.
o Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
6. Karat daun
o Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
o Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
o Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga
tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman sehat.
7.3. Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan kelebihan unsur hara tersebut, menderita akibat adanya gulma (tanaman pengganggu).
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
8.2. Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai kering karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus segera dipetik.
8.4. Prakiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah produksinya. Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap pohon (1 buah pada cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari pohon), dengan berat buahnya ± 6-8 kg per pohon.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat kemasakan yang tepat, karena akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air yang sempurna.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa klas antara lain:
1. Kelas A: berat =4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2. Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3. Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
1. Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara antara 80-85%;
2. Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi;
3. Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada tujuan akhir dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara benar dan hati-hati.
1. Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan.
2. Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik dapat dihindari.
3. Dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan berat buah.
9.5. Penanganan Lain
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani) sampai konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran biasa dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang lebih rendah, atau melalui beberapa tahapan (seperti produsen, pengumpul, pengecer).
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya tanaman semangka dengan luas 1 hektar permusim tanam (4 bulan) di daerah Jawa Barat tahun 1999.
1. Biaya produksi
1. Lahan
 Sewa lahan 1 ha per musim tanam Rp. 800.000,-
 Pembuatan bedengan 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
 Pupuk kotoran ayam 9 ton @ Rp. 75.000,- Rp. 675.000,-
 Dolomit 500 kg @ Rp. 250 Rp. 125.000,-
 Mulsa plastik 100 kg @ Rp. 7.500,- Rp. 750.000,-
 Pupuk kandang dan dolomit 11 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 77.000,-
2. Persemaian
 Benih semangka biji 20 gr 2 pak @ Rp. 20.000,- Rp. 40.000,-
 Benih semangka tanpa biji 200 gram 10 pak Rp. 800.000,-
 Polybang semai 3 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-
 Plastik transparan 20m @ Rp. 1.500,-,- Rp. 30.000,-
 Tenaga persemaian 12 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 60.000,-
3. Kebutuhan pupuk
 Urea 210 kg @ Rp.1.500,- Rp. 315.000,-
 ZA 520 kg @ Rp. 1.500,-,- Rp. 780.000,-
 TSP 140 kg @ Rp. 1.800,-,- Rp. 252.000,-
 KC1 455 kg @ Rp. 1.650,-,- Rp. 750.750--
 Pupuk susulan NPK 60 kg @ Rp 2.400,- Rp. 144.000,-
4. Penanaman
 Penebaran pupuk dan mulsa plastik 40 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 280.000,-
 Furadan 10 kg @ Rp. 6.500,- Rp. 65.000,-
 Pindah tanam 23 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 161.500,-
5. Pemeliharaan
 Pengairan 14 HKP @ Rp. 7.000 Rp. 98.000,-
 Pengukuran ranting 9 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 63.000,-
 Pemupukan susulan dan penyemprotan 33 HKP @ Rp. 7.000 Rp. 231.000,-
 Penyerbukan 27 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 189.000,-
 Seleksi buah 8 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 56.000,-
 Pembalikan tanah 10 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000,-
 Pemangkasan ranting 12 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 84.000,-
6. Tenaga kerja
 Tenaga jaga kebun 10 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000,-
7. Pembuatan gubug 1 lokasi @ Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
8. Panen dan pascapanen 22 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 154.000,-
9. Jumlahbiaya produksi Rp. 7.600.250,-
2. Pendapatan
1. Semangka tanpa biji (22.872 kg x Rp.525,-) Rp. 12.007.800,-
2. Semangka berbiji (2.977 kg x Rp. 475,-) Rp. 1.414.075,-
3. Jumlahpendapatan Rp. 13.421.875,-
3. Keuntungan per hektar (dalam 1 musim) Rp. 5.821.625,- : Keuntungan per bulan Rp. 1.455.406,25.
4. Parameter kelayakan usaha : 1. Rasio pendapatan dan biaya: B/C ratio = 1,76
Berdasarkan analisis kelayakan usaha tani diperoleh B/C ration = 1,76 berarti dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 3.699.750 akan memperoleh pendapatan 1,76 kali lipat.
10.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami. Akan lebih sempurna bila diketahui pula nilai ekonominya. Hal ini penting untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha yang menyangkut biaya produksi dan pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain petani dapat memperkirakan luas areal penanaman semangka yang dikehendaki, juga akan diusahakan sesuai modal yang dimiliki. Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani semangka konvensional ada beberapa hal yang perlu dikemukakan antara lain:
1. Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur dengan jarak tanam 5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 3.500 tanaman.
2. Varietas tanaman semangka yang dibudidayakan merupakan jenis unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful.
3. Di lokasi penanaman terdapat diesel air sebagai sumber air apabila diperlukan.
4. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga kerja wanita (HKW), dengan ongkos tenaga kerja pria lebih tinggi dari pada tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam.
5. Budidaya semangka dilakukan pada musim kemarau (Maret-September).
Analisis biaya dan pendapatan ini tidak bersifat tetap, tergantung pada besarnya sewa lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga produksi buah yang didapatkan.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya petani semangka, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
1. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani semangka, baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri.
2. Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
3. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
4. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat.
11.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman semangka merupakan salah satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai harga yang relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman semangka. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Semangka yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
2. Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
3. Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan) produksi semangka harus dijaga;
4. Buah semangka yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.
11.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur semangka kurang lebih 56-65 HST, buah semangka yang berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0-2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram.
11.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu atau dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak kayu.
12. DAFTAR PUSTAKA
1. BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
2. WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
3. WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
4. Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

BUDIDAYA SEMANGKA

I. PENDAHULUAN
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.

2.2. Media Tanam
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Media Semai

- Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.

3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.

3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.

3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.

3.2.3. Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

3.2.4. Pemupukan Dasar
a. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
b. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
c. Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.

3.2.5. Lain-lain
Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.

3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.

3.4.5. Pemupukan

Waktu

Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)

ZA

TSP

KCl

Susulan I (3 hari)

40

-

40

Susulan II Daun 4-6 helai

120

85

80

Susulan III Batang 45–55 cm

170

-

30

Susulan IV Tanaman bunga

130

-

30

Susulan V Buah masih pentil

80

-

30

POC NASA ( per ha )
Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu


POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki
alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.

3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari.

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.

b. Ulat Perusak Daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau Pestona.

c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.

d. Ulat Tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.

e. Lalat Buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot Pestona.

3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.

b. Bercak Daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.

c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.

d. Busuk Semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.

e. Busuk Buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.

f. Karat Daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).

3.6.2.Cara Panen
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.




TEKNIK BUDIDAYA


SEMANGKA




IKLIM DAN TANAH
Butuh iklim hangat, dan untuk pertumbuhannya membutuhkan lebih banyak panas daripada tanaman hortikultura lainnya.
Suhu perkecambahan 25 - 30 °C untuk yang berbiji, sedang non biji 28 - 30 °C. Suhu pertumbuhan 20 - 25 °C, untuk pembuangaan dan penyerbukan 25°C. Untuk pengisian dan pemasakan buah 30°C.
Butuh cuaca kering dan cukup sinar matahari. Perakarannya dalam sehingga tahan kering, sebaliknya tidak tanah keadaan basah. Hujan terus menerus atau cuaca berawan terus menyebabkan tanaman kerdil, jumlah bunga dan buah berkurang.
Tumbuh baik di tanah berpasir atau geluh pasiran dengan pengatusan yang baik. Tidak baik ditanam terus menerus pada tanah yang sama. Bekas tanaman padi, jagung atau tebu adalah yang paling baik untuk semangka. PH tanah 6 -7 (netral). kembali ke atas

PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM
PENGOLAHAN TANAH  
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg         
Catatan :  
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm.  

PERSEMAIAN  
Semangka lebih baik disemaikan dulu sebelum dipindah tanam (lihat cara menyemai).  

PINDAH TANAM    
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan ± 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam). 

JARAK TANAM  
Sistem Tunggal :  Sistem Ganda : 
90-100 cm x 300 cm
 
90-100 cm x 6-7 m
(2 baris tanaman) 
             
   kembali ke atas

PEMUPUKAN
Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak  
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.  

Caranya :  
Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb), tapi jangan terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel) disebar secara rata pada bedengan kemudian diaduk rata. Setelah itu bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik hitam-perak. Warna hitam menghadap ke bawah sedang warna peraknya menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang pada waktu mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan plastik ditarik sampai benar-benar rapat.  

Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman)     
Semangka Berbiji:  Semangka Non Biji: 

Pupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 80 gr
KCl 100 gr
Total pupuk buatannya 370 gr/tan 

Pupuk kandang 3000 gr
ZA 130 gr
Urea 60 gr
TSP 40 gr
KCl 130 gr
Total pupuk buatannya 360 gr/tan 
 

Catatan :  
•Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu. 
•Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut. 


Semangka berbiji :  
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.  
Dasar : ZA = 30 TSP = 45 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 130 gr  
Sus I : ZA = 10 TSP = 10 : KCl = 10 : Urea =  5 Total = 35 gr  
Sus II : ZA = 50 TSP = 25 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 135 gr  
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 15 : Urea = - Total = 80 gr  
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = - : Urea = - Total = 15 gr  
Total : ZA = 170 TSP = 80 : KCl = 100 : Urea = 45 Total = 395 gr(gr/tan)  

Semangka non biji :  
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.  
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr  
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea =  5 Total = 25 gr  
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr  
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr  
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr  
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan  
(gr/tan)  
Waktu pemupukan :  
Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau sistim koak diaduk sampai rata pada koakan.  
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak ± 10-15 cm dari pangkal batang  
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak ± 20 cm.  
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak ± 20 cm.  
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak ± 20 cm.  
Catatan :  
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah.  
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.   kembali ke atas

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK
  
Pemberian pupuk dapat dilakukan secara total (sekali pupuk). 
Warna hitam pada plastik dapat menimbulkan kesan gelap, sehingga rumput-rumput pengganggu dapat ditekan pertumbuhannya, sedang warna perak dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama Aphids, Trips, Tungau. Dengan demikian akan mengurangi juga serangan Virus. 
Menjaga tanah tetap gembur, merangsang pertumbuhan akar, dapat dipanen lebih awal. 
Menjaga suhu tanah, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. 
Menjaga kelembaban tanah (waktu hujan dapat menahan agar tanah tidak terlalu basah, bila musim kering dapat menahan penguapan air sehingga penyiraman tak terlalu sering). 
Untuk tanaman yang berumur pendek seperti semangka ini, mulsa plastik hitam perak dapat digunakan 2 kali masa tanam. 

Pemupukan bila tanam tanpa mulsa plastik hitam-perak :  
Pemupukan dilakukan 5 kali   kembali ke atas

PEMELIHARAAN
  
Menyulurkan ranting  
Setelah ranting memanjang, ranting disulurkan agar merambat membentuk siku-siku dengan baris tanaman. Bila ranting terlalu berhimpitan mudah menimbulkan penyakit, juga bunganya mudah rontok  

Mendangir  
Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus dilakukan untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman.  

Pemberian seresah  
Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka berada. Ranting yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami, demikian juga pada buahnya juga harus dialasi dengan jerami. Semakin tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai memberi seresah paling lambat ketika panjang tanaman ± 50 cm.  

Pengairan dan Pengatusan  
Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna mendapatkan tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar, dianjurkan untuk mengurangi pengairan guna memperbaiki pembentukan buah. Bila buah mulai berkembang, pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang optimal. Dan selama pemasakan buah yaitu setelah buah mencapai ukuran maksimum pengairan dikurangi untuk mendapatkan kadar gula yang baik.  

Penyerbukan  
Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka non biji harus dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna. Waktu penyerbukan adalah pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal bunga betina semangka non biji yang akan diserbuki sudah mekar). Yang perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji steril (mandul) sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa (berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka non biji, maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan 1:10, artinya untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk 10 tanaman semangka non biji.  

Cara menyerbuki semangka non biji :  
Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada bunga betina semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus merata agar buah yang dihasilkan bagus bentuknya.        

Membuang ranting  
Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh memelihara 3 cabang tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi kalau ranting semangka tumbuh terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang, maka ujung cabang sekunder dipangkas dan ditinggalkan 2 daun. Sedang pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder, maka cabang tersebut harus secepatnya dibuang.  

Perempelan buah  
Buah  yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang dijadikan paling baik ± 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13). Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2 buah saja (untuk jenis besar). Untuk jenis kecil 3-4 buah.  

Pemberantasan Hama dan Penyakit  
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka tanaman harus diusahakan bebas dari hama dan penyakit. Pengendalian yang intensif sangat diperlukan bagi jenis tanaman ini.   kembali ke atas

PANEN

Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen ± 65-70 hari setelah pindah tanam.  
Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen ± 70-75 hari setelah pindah tanam.  
Hasil tiap Ha ± 25-30 ton.  kembali ke atas



 

Budidaya Semangka

Print E-mail
 
I.                  PENDAHULUAN
 
Semangka merupakan tanaman semusim berbatang merambat yang berasal dari Benua Afrika. Semangka biasa dinikmati dalam bentuk segar. Kandungan air pada buah semangka mencapai 94% dari total bobotnya, sehingga buah ini sering dijadikan sebagai buah penghilang dahaga. Semangka muda di pedesaaan sering digunakan sebagai bahan sayuran. Biji buah semangka yang sudah tua juga sering dipakai sebagai obat cacing oleh masyarakat pedesaan.
 
 II.                EKOLOGI
 
2.1.           Ketinggian Tempat Tanam
Ketinggian 100-400 meter di atas permukaan laut (dpl) cocok untuk menanam tanaman semangka. Namun, saat ini sudah ada beberapa varietas semangka yang cocok ditanam di dataran tinggi hingga 900 meter dpl.
 
2.2.           Keadaan Tanah
Semangka sebaiknya ditanam di lahan bertekstur remah atau gembur, subur dan banyak mengandung unsur hara. Semangka membutuhkan tanah dengan keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan dengan pengapuran.
 
2.3.           Sinar Matahari
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhannya. Lahan penanaman sebaiknya tidak tertutupi naungan atau tanaman lain yang dapat menghalangi pancaran sinar matahari.
 
2.4.           Suhu
Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu ekstrim antara siang dan malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.
 
2.5.           Curah Hujan
Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.
 
 
III.              JENIS-JENIS SEMANGKA
 
Di Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan semangka introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka berbiji dan semangka non biji.
 
3.1.           Semangka Lokal
a.        Semangka Sengkaling
              Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk oval dan memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah semangka ini berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling merupakan semangka open polineted (semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya ditanam kembali).
 
b.        Semangka Bojonegoro
Berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan bergaris, berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak, berkulit tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan kuaci.
 
3.2.           Semangka Hibrida
a.        Sweet Beauty
Salah satu semangka unggulan Know You Seed. Beratnya 3-4 kg. Kulitnya berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang memanjang dari pangkal hingga ujung buah.  Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%. Semangka Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
 
b.        Golden Crown
Diproduksi oleh Know You Seed. Berbentuk bulat memanjang, kulitnya berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula sekitar 12%, dan berbiji kecil.
 
c.        New Dragon
Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9 kg. Kulit buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak dan rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber mosaic virus).
 
d.        Farmer Giant
Sesuai namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit buah tebal dan keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer Giant relatif tahan terhadap CMV.
 
e.        Yellow Baby
Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah sekitar 15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala dengan corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah semangka ini berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
 
f.         Quality
Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan untuk tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.
 
IV.             PERSIAPAN BUDI DAYA
 
4.1.           Pembukaan Lahan
Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu, sisa-sisa tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum, seperti cabai atau tomat. Hal ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua penyakit ini mampu bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat menyerang tanaman semangka.
 
4.2.           Pencangkulan dan Pembersihan Lahan
Pencangkulan dilakukan hingga kedalaman sekitar 30 cm. Lahan dicangkul agar strukturnya menjadi gembur. Setelah dicangkul, lahan dibiarkan sekitar satu minggu.
 
4.3.           Pembuatan Bedengan dan Pengapuran
Bedengan dibuat untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi serangan hama serta penyakit, terutama penularan penyakit antar tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang maksimum 12 m. Tinggi ideal bedengan 40 cm. Pada musim hujan tinggi, bedengan bisa dinaikkan hingga 60 cm. Jarak ideal antar bedeng adalah 60 cm. Bedengan sebaiknya dibuat sejajar dengan arah sinar matahari, yaitu memanjang dari arah Timur ke Barat.
Pengapuran dapat dilakukan saat membuat bedengan. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur pertanian (dolomit). Pengapuran dilakukan dengan cara menyebarkan di permukaan bedengan, kemudian bedengan dicangkul kembali hingga kapur tercampur merata dengan media tanam. Dosis rata-rata kapur yang diberikan di Pulau Jawa adalah 1,5 ton per hektar.
 
4.4.           Pemupukan Awal
Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan. Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk kandang dari kotoran ternak dan pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau campuran antara Urea, ZA, SP36, dan KCl.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman. Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau, kambing, ataupun kotoran ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang digunakan adalah yang sudah matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang sudah jadi tidak berbau dan suhunya sekitar 30oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang belum jadi masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian pupuk kandang mentah dapat merusak akar tanaman, bahkan dapat membuat bibit tanaman mati.
Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal untuk penanaman dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan bedengan secara merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul sampai pupuk tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam yang digunakan. Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan jarak dalam baris 90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.
Pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka adalah Urea, ZA, SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida seperti Furadan atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan pupuk Urea 14 gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan Furadan atau Indofuran sebanyak 5 gram per tanaman.
Pemberian pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan menggunakan mulsa dilakukan tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu minggu setelah pemberian  pupuk kandang atau satu minggu sebelum penanaman. Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas permukaan bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang bedengan. Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur rata dengan tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.
 
4.5.           Pemasangan Mulsa
Mulsa yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa jerami atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah daun, yang biasanya ditempati oleh berbagai hama, seperti aphid, thrips, tungau, ulat, dan pathogen berupa cendawan.
Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari sedang bersinar terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang secara maksimal.
 
 
V.               PEMBIBITAN
 
5.1.           Mempersiapkan Media Tanam
Pembibitan dapat dilakukan di dalam polybag ataupun plastik bening dengan diameter 4-5 cm. Media tanam dapat berupa campuran tanah gembur atau humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Untuk melengkapi unsur hara, NPK sebanyak satu sendok makan dapat ditambahkan ke dalam 20 kg campuran media tanam. Sebelum media dipergunakan, sebaiknya diayak dulu untuk menghilangkan kotoran.
Serangan hama dan penyakit pada bibit semangka bisa dicegah dengan pemberian pestisida di media tanam sesuai dosis pada kemasan. Cara lain melalui sterilisasi media tanam dengan cara disangrai. Setelah siap, masukan media tanam ke dalam polybag sampai 2/3 bagian.
 
5.2.           Pembenihan
Biji semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah. Untuk merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan dibungkus menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya kulit semangka sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian dari sortasi, biji yang mengambang berarti biji yang jelek.
 
5.3.           Penanaman Benih
Sebelum benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu dibuat lubang tanam menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan pupuk kandang halus.
Untuk menghindari hama dan penyakit, serta untuk mempertahankan kelembaban, bedengan pembibitan ditutup rapat menggunakan plastik bening yang diberi rangka bambu berbentuk setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.000-17.000 benih semangka memiliki panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan tinggi sekitar 75 cm. Pada hari ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian diikuti dengan tumbuhnya daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih semangka sebanyak 650 gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.
 
5.4.           Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman setiap kali terlihat kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik dibuka sebelum pukul 9 pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar matahari langsung. Sejak hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi terhadap sinar matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari atau sudah mengeluarkan empat helai daun.
 
 
VI.             PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
 
6.1.           Penanaman
Lahan penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi terlebih dahulu satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan air pada areal lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara menyiram bedengan menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.
Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik, dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada mulsa sebatas leher akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit semangka dapat  mati.
 
6.2.              Pemeliharaan
6.2.1.         Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh tidak sempurna atau mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam disekitarnya. Setelah itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses penyulaman sama dengan proses penanaman bibit pada awal penanaman.
               6.2.2.         Pemasangan Ajir (Turus)
Pemasangan ajir bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, mengefisienkan lahan tanam, dan memudahkan perawatan. Ajir yang dibuat sebaiknya dari bambu jenis betung. Ajir dibuat dengan cara membelah batang bambu menjadi empat bagian dengan panjang sekitar dua meter. Salah satu ujung ajir kemudian diruncingkan, agar mudah ditancapkan. Setelah jadi, ajir ditancapkan di bedengan dekat batang semangka dengan kedalaman sekitar 25 cm. Bagian atas ajir kemudian disatukan hingga membentuk huruf X, lalu diikat menjadi satu, jaraknya sekitar 25 cm dari ujung ajir. Ikatan ajir yang satu dengan yang lain dapat diperkuat dengan cara dihubungkan menggunakan bambu panjang dan tipis. Jika dilihat dari ujung bedengan, turus akan dilihat seperti huruf A. Untuk menyangga buah semangka, antar ajir dapat dibuat para-para dengan ketinggian sekitar 10 cm dari bedengan.
               6.2.3.         Pemangkasan dan Pembentukan Cabang
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk percabangan dan meningkatkan kualitas buah. Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 10 hari dengan memotong ujung ruasnya. Pemangkasan kedua pada umur 35 hari untuk memilih dua cabang utama yang sehat dan akan menghasilkan buah.
Untuk mencegah penularan penyakit pada saat pemangkasan, terutama yang disebabkan oleh cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas, cutter atau gunting yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida dengan dosis 2 ml  per 1 liter air.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis anjuran.
 
6.2.4.         Perempelan Bunga dan Penjarangan Buah
Bunga yang dapat menjadi buah adalah bunga yang muncul dari cabang ke delapan, sehingga yang dipelihara adalah bunga yang ada di cabang ke delapan dan seterusnya.
Setelah bunga menjadi buah, lakukan penyortiran terhadap buah yang bentuknya tidak sempurna atau terserang hama penyakit. Dalam satu cabang sebaiknya hanya disisakan satu buah. Seleksi terhadap buah dilakukan pada umur 40-50 hari.
 
               6.2.5.         Penyiraman
Penyiraman perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan pesawahan biasanya dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka yang ditanam di lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.
 
               6.2.6.         Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga, buah, dan masa pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.
a.           Pupuk akar
Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan yang kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan berupa 2 kg NPK 15:15:15 dan 1 kg KNO3 dalam 200 liter air.
 
b.           Pupuk daun
Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk menyuplai unsur hara mikro yang tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat diberikan anatara lain Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan ZPT atonik. Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk mengatasi terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat digunakan perekat, seperti Citowett.
 
 
VII.           PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
 
7.1.           Hama
 
a.        Kutu Putih
Hama kutu putih (Pseudococcus sp.) berbentuk bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga. Untuk memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan akarisida.
 
b.        Thrips (Thrips parvispinus)
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak keperakan pada daun semangka. Daun yang terserang menjadi keriting karena cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor berbagai virus, seperti TMV dan PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin) sehingga penyebarannya sangat cepat.
 
c.        Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
Serangan ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang daunnya. Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis terhambat.
Pengendalian secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara kimiawi menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan menggunakan perangkap ulat.
 
d.        Kutu Daun (Myzus percicae)
Kutu daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun, menyebabkan daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan mendatangkan semut. Pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida berbahan aktif imidalkloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian.
 
e.        Semut dan Belalang
Semut dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua jenis hama ini memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit mati. Serangan semut dan belalang bisa ditanggulangi dengan menggunakan insektisida racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida berbahan aktif karbofuran seperti Furadan 3G, Petrofur, dan Curater di media persemaian.
 
7.2.           Penyakit
 
a.        Layu Fusarium
Cendawan Fusarium menyukai daerah lembab dan sering menyerang saat musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan ketinggian sedang hingga tinggi. Tanaman semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian surfaktan  (perata dan perekat) pada musim hujan sangat  dianjurkan. Tanaman yang terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak menular. Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk memutus siklus hidup cendawan ini.
 
b.        Layu Bakteri
Layu bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika dipotong dan dimasukkan ke dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna putih. Serangan layu bakteri biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang kondisinya lembab dan panas. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air, angin, dan peralatan yang digunakan.
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau Agrimycin. Lahan yang terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan selama dua tahun tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
 
c.        Busuk Daun (Phytophthora infestans)
Penyakit ini dikenal juga dengan nama cacar, terlihat dari munculnya noda hitam di daun dan buah. Bagian yang  terserang menjadi kering, keras, dan busuk. Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kelembaban kebun, melakukan pemangkasan secara teratur, dan menjaga sanitasi kebun. Busuk daun dapat diberantas menggunakan Bubur Bordeaux 1-3%, Akofol 50 WP, Preficur N, Prufit PR 10/56 WP, Ridomil, Dhitane, dan Antracol.
 
d.        Busuk Buah (Colectroticum sp.)
Serangan cendawan ini ditandai dengan munculnya bercak coklat yang semakin melebar di buah semangka. Pada serangan yang parah, buah akan menjadi kering, busuk dan keriput. Penyakit ini biasanya menyerang buah semangka muda, sehingga mengurangi hasil panen hingga 75%.
Serangan penyakit busuk buah dapat diatasi dengan mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat, melakukan pemangkasan secara teratur dan melakukan penyemprotan fungisida sistemis atau fungisida kontak yang berbahan aktif karbendazim fenorimol secara teratur.
 
e.        Busuk Leher (Phytium ultimum)
Biasanya menyerang bibit, tapi kadang-kadang juga menyerang tanaman dewasa. Gejala yang terlihat adalah munculnya  bercak warna hitam yang basah di pangkal batang, lama-kelamaan tanaman yang terserang akan roboh.
Serangan busuk leher dapat dicegah dengan menjaga kelembaban lahan dan memberikan fungisida pada benih.
 
f.         Virus (Cucumber Mozaik Virus)
Daun yang terserang virus ini akan keriting, berkerut dan tampak bercak kuning. Tanaman yang terserang menjadi tidak normal pertumbuhannya. Buah pun menjadi abnormal atau kerdil. Penyakit akibat virus tidak dapat disembuhkan. Cara menanggulanginya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang. Cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan lahan.
 
g.       Kudis (Cladosporium cucumerinum)
Serangan dapat menimbulkan bercak hijau kecoklatan pada buah, kemudian akan muncul lekukan. Sepintas serangan terlihat seperti kudis pada manusia. Dari bercak akan keluar cairan seperti getah karet. Selain menyerang buah, kudis juga menyerang daun. Pada daun yang terserang akan muncul bercak berwarna kuning. Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari gulma, menanam varietas yang tahan terhadap penyakit, dan melakukan rotasi tanaman. Untuk menghambat serangan kudis digunakan fungisida Manzate atau Ridomil MZ.
 
h.       Busuk Batang (Botryodiploida theobromae)
Busuk batang menyerang cabang dan tangkai tanaman. Bagian yang terserang menjadi berwarna coklat. Setelah itu cendawan akan membentuk miselium di kulit buah. Bagian tanaman yang terluka sangat rentan terhadap penyakit busuk batang. Membersihkan lahan dari sampah dan gulma dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Fungisida yang dianjurkan untuk menanggulangi penyakit ini adalah Delsene MX 200 atau Derosal 500 SC.
 
i.         Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Serangan embun tepung menghebat pada musim kemarau, sedangkan pada suhu rendah cendawan membentuk konidium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak berwarna putih berbentuk bulat di permukaan bawah daun. Semakin lama bercak semakin melebar hingga seluruh daun tertutupi tepung berwarna putih. Setelah itu daun menjadi berwarna coklat dan keriput. Tanaman yang terserang lama-kelamaan akan mati. Tanaman yang terserang penyakit ini harus dicabut dan dimusnahkan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan pestisida Afugan 300 EC atau Calixin 750 EC.
 
j.         Antraknosa (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak bulat berwarna kecoklatan pada daun. Bercak semakin lama semakin membesar, menyatu, dan muncul bercak kehitaman dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang berwarna kemerahan. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lahan dan pengaturan jarak tanam menjadi agak renggang. Serangan Antraknosa bisa dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Dithane M-45 atau Derosal 60 WP.
 
 
VIII.         PANEN DAN PASCA PANEN
 
Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST.
              Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara :
1.        Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap panen akan mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
2.        Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna terang dan sudah tidak dilapisi lilin.
3.        Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya berwarna coklat kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus.
Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang buah tepat di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan

Cara Budidaya Tanaman Semangka yang benar

Langkah Tips Trik Panduan Cara Metode Tutorial Gampang Benar Tepat Update Terbaru Mudah Tradisional Sederhana Merawat Memelihara Perawatan Tanaman Semangka Semongko Blogiztic.net – semangka merupakan tanaman yang tumbuh dengan merambat dan digemari masyarakat Indonesia. Tingkat kualitas produksi semangka di Indonesia masih rendah, ini mendorong PT Natural Nusantara berupaya membantu dalam peningkatan produk secara kuantitas dan kualitas.

Budidaya tanaman semangka harus dikembangkan, anda ingin Indonesia maju dan berkembang dalam bidang pertanian. Budidaya semangka adalah solusi yang tepat untuk memulai bisnis anda yang baru. Blogiztic.net akan mengupas cara budidaya semangka yang benar sebagai berikut.
Iklim yang dibutuhkan
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
Media tanam semangka
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 – 6,7.
Penyiapan media semai
- Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg) .Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8×10 cm sampai terisi hingga 90%.

Perkecambahan benih

Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.
Semai benih dan pemeliharaan bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 – 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.

Pembukaan lahan yang tepat

Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.

Pembentukan bedengan

Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm. Bedengan perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan peletakan buah.
Pengapuran tanaman
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
Pemupukan dasar
- Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
- Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
- Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2.
Pembuatan lubang tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.

Waktu penanaman

Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.
Penyulaman tanaman
Sebaiknya dilakukan 3-5 hari setelah tanam.
Penyiangan tanaman
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan buah.
Perempelan tanaman
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
Pengairan dan penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.
Waktu penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK: 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot. Penyemprotan pada umur 21 – 70 hari, interval 7 hari sekali.
Hal yang perlu diperhatikan
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan terkena sinar matahari.
Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
Cara saat panen semangka
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan beserta tangkainya.