Budidaya tanaman semangka
SEMANGKA
(Citrullus vulgaris)
1. SEJARAH SINGKAT
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat yang
dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari daerah kering
tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke
berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia.
Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae) pada
daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada di benua
tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya menjadi
cepat.
2. JENIS TANAMAN
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka yang dibudidayakan, tetapi
hanya beberapa jenis yang diminati para petani/konsumen. Di Indonesia
varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling
dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan
Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut
diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya: benih Yamato, Sugar
Suika, Cream Suika dan lainnya
.
3. MANFAAT TANAMAN
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar,
tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan
sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya,
yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi makanan
ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat sebagai makanan
ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun
atau jenis labu-labuan lainnya.
4. SENTRA PENANAMAN
Semangka banyak dibudidayakan di negara-negara seperti Cina, Jepang,
India dan negera-negara sekitarnya. Sentra penanaman di Indonesia
terdapat di Jawa Tengah (D.I. Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Kulonprogo); di Jawa Barat (Indramayu, Karawang); di Jawa
Timur ( Banyuwangi, Malang); dan di Lampung,
dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1.Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan.
2.Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit
sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya
kemunduran waktu panen.
3.Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25 derajat C (siang hari).
4.Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20-30 mm.
5.Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal
penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian
cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya
tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering.
Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya
jamur perusak tanaman.
5.2. Media Tanam
1.Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang
cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
2.Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH < 5,5
(tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah tersebut.
3.Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang)
sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah
membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah:
100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat
pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas
perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1.Persyaratan Benih : Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan
adalah: Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non biji) yang
mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji).
2.Penyiapan Benih : Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit
triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk
menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut
sulit untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang
mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat
kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah
disemai karena bijinya tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu
berkecambah.
3.Teknik Penyemaian Benih : Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya;
2.Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat
C; 1 sendok teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres
fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP,
Benlate; 0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah
direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir
lagi dan bibit siap dikecambahkan.
4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Kantong-kantong persemaian
diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit
hingga tenggelam. Diberi perlindungan plastik transparan serupa rumah
kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan pinggiran yang
terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun untuk memacu perkembangan bibit
dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia 14
hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan siap
ditanami benih tersebut.
5. Pemindahan Bibit : Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian bibit
menggunakan kantong-kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm.
Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk
pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik
komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk
kandang yang sudah matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah
berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan : Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman
terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan dulu
beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH
tanahnya.
2. Pembukaan Lahan : Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah
untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang
merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu
dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis batuan yang ada
dibuang, sehingga tidak mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang
akan ditanam di areal tersebut.
3. Pembentukan Bedengan : Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya
air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran
drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam
yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda,
bedengan melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter,
tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20
cm).
4. Pengapuran : Dilakukan dengan pemberian jenis kapur pertanian yang
me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat
menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang
terdapat didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan
kapur per 1000 m 2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit ,
untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan
dolomit sebanyak 50 kg.
5. Pemupukan : Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan pupuk buatan.
Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal dari
hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk
kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang
subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling
baris bedengan secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas:
1. Pupuk Makro yang terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl);
2. Pupuk Mikro yangterdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan
(Mn), Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan
Molibden (Mo). Pupuk tersebut, dijual dengan beberapa merek seperti
Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama
penggerek batang.
6. Lain-lain : Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada sisi
bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di
bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas
lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan
peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami
kering setebal 2-3 cm dan plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm
agar menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman liar. Pemakaian plastik
lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada
areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik sisa yang berwarna
perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung
membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk pertumbuhannya.
6.3. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman : Tanaman semangka merupakan tanaman semusim dengan pola tanam monokultur.
2. Pembuatan Lubang Tanaman : Penanaman bibit semangka pada lahan
lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ± 2-3
lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada
lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman
dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm
dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100
cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup dengan plastik
mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang
diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang
diberi lobang.
3. Cara Penanaman : Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman
disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai
menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air
meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah
pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi
dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan
obat obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik,
Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1
sendok teh peres fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45,
Daconiel). Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
1. Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar tidak rusak.
2. Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan
3. Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan
4. Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan tanah dan disiram sedikit
air agar media bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat bersatu
tanpa tersisa.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman : Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari
perlu diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan
penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit
cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan
memangkas daun dan batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi
sinar matahari yang membantu perkembangan tanaman.
2. Penyiangan : Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang
tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang
tidak berguna, ujung.cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai
daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang
karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang
primer agar semua daun pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga
pembagian sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik
pohon/buahnya.
3. Pembubunan : Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah agar
akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa
hari penanaman.
4. Perempalan : Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan
tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan
pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk
mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda
yang kurang bermanfaat.
5. Pemupukan : Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak
akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang
disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative
diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan
pemasakan diperlukan pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah
yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan
fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan
dilakukan sebagai berikut:
1. Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam;
2. Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari setelah tanam;
3. ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah tanam
sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan 55 hari
setelah tanam sebanyak 400 ml.
6. Pengairan dan Penyiraman : Sistim irigasi yang digunakan sistem
Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan,
frekuensi pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume
pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air)
penyiraman dilakukan dengan bantuan slang plastik yang cukup besar
sehingga lebih cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus
menerus dan tidak
kekurangan air.
7. Waktu Penyemprotan Pestisida : Selain pupuk daun, insktisida dan
fungisida, ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan
perata dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc,
Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14-17 liter
pelarut. Penyemprotan campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia
>20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari sekali hingga
umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan sprayer untuk areal yang
tidak terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas
lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari
tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
8. Pemeliharaan Lain : Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang
penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar,
terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat
dengan perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda
(ukuran sebesar telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat).
Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas.
Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang
kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar matahari, sehingga
warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang
tahan dan tidak tahan terhadap peptisida. Hama yang tidak tahan terhadap
pestisida (Kutu daun, bentuk seperti kutu), umumnya berwarna hijau
pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah berkembang biak.
Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan
obat-obatan. Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida
seperti: tikus,binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam).
Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang
mengelilingi tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan
bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
1. Thrips
o Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai
sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari,
menetap dan berkembang biak.
o Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
2. Ulat perusak daun
o Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning,
tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat
dari jauh seperti berlubang.
o Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
3. Tungau
o Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran
kecil mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan
menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah
permukaan daun, warna dedaunan akan pucat.
o Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
4. Ulat tanah :
o Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm,
aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama
tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
o Pengendalian:
1. penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus
siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya;
2. pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah semangka.
5. Kutu putih dan Lalat buah
o Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan
bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat
bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah
beraroma sedikit masam dan terlihat memar.
o Pengendalian : dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan
terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan
dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan.
7.2. Penyakit
1. Layu Fusarium
o Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
o Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun akan.
o Pengendalian:
1. secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi
lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam
benih yang sudah direndam obat;
2. secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik.
2. Bercak daun
o Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
o Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya
menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai
halus berwarna abu-abu/ungu.
o Pengendalian:
1. secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium;
2. tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45
dosis 1,8-2,4 gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter,
Trimoltix 65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5
gram/liter.
3. Antraknosa
o Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
o Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna
kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan
berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
o Pengendalian:
1. dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit layu fusarium;
2. menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
4. Busuk semai
o Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
o Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
o Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2
gram/liter air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
5. Busuk buah
o Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.
o Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik
selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada
waktu siang hari tidak berawan/hujan.
6. Karat daun
o Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
o Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
o Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang tepat, sehingga
tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman sehat.
7.3. Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan
kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan kelebihan unsur
hara tersebut, menderita akibat adanya gulma (tanaman pengganggu).
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: setelah
terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah
tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen dipengaruhi cuaca, dan jenis
bibit (tipe hibrida/jenis triploid, maupun jenis buah berbiji).
8.2. Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada saat
cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi kering
permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan ataupun
ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka dilakukan
beserta tangkainya.
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara serempak
dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak bisa bersamaan
dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah yang sudah tua, ke-dua
semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus. Ke-tiga setelah daun-daun
sudah mulai kering karena buah sudah tidak dapat berkembang lagi maka
buah tersebut harus segera dipetik.
8.4. Prakiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan
pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah
produksinya. Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah setiap
pohon (1 buah pada cabang pohon dan 2 buah pada batang utama dari
pohon), dengan berat buahnya ± 6-8 kg per pohon.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan sebaik
mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan mempengaruhi
mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi adanya derajat
kemasakan yang tepat, karena akan mempengaruhi mutu rasa, aroma dan
penampakan daging buah, dengan kadar air yang sempurna.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan
pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam
beberapa klas antara lain:
1. Kelas A: berat =4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
2. Kelas B: berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3. Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
1. Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4 derajat C, dan kelembaban udara antara 80-85%;
2. Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar
O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon
dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi;
3. Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan
jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15
cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami
kering.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai pada
tujuan akhir dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang secara
benar dan hati-hati.
1. Menggunakan tempat buah yang standar untuk mempermudah pengangkutan.
2. Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan mekanik dapat dihindari.
3. Dibubuhi label pada peti kemas terutama tentang mutu dan berat buah.
9.5. Penanganan Lain
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan
nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani)
sampai konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga jualnya.
Pemasaran biasa dilakukan melalui sistem borongan dengan harga yang
lebih rendah, atau melalui beberapa tahapan (seperti produsen,
pengumpul, pengecer).
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya tanaman semangka dengan luas 1 hektar permusim tanam (4 bulan) di daerah Jawa Barat tahun 1999.
1. Biaya produksi
1. Lahan
Sewa lahan 1 ha per musim tanam Rp. 800.000,-
Pembuatan bedengan 50 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 350.000,-
Pupuk kotoran ayam 9 ton @ Rp. 75.000,- Rp. 675.000,-
Dolomit 500 kg @ Rp. 250 Rp. 125.000,-
Mulsa plastik 100 kg @ Rp. 7.500,- Rp. 750.000,-
Pupuk kandang dan dolomit 11 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 77.000,-
2. Persemaian
Benih semangka biji 20 gr 2 pak @ Rp. 20.000,- Rp. 40.000,-
Benih semangka tanpa biji 200 gram 10 pak Rp. 800.000,-
Polybang semai 3 kg @ Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-
Plastik transparan 20m @ Rp. 1.500,-,- Rp. 30.000,-
Tenaga persemaian 12 HKW @ Rp. 5.000,- Rp. 60.000,-
3. Kebutuhan pupuk
Urea 210 kg @ Rp.1.500,- Rp. 315.000,-
ZA 520 kg @ Rp. 1.500,-,- Rp. 780.000,-
TSP 140 kg @ Rp. 1.800,-,- Rp. 252.000,-
KC1 455 kg @ Rp. 1.650,-,- Rp. 750.750--
Pupuk susulan NPK 60 kg @ Rp 2.400,- Rp. 144.000,-
4. Penanaman
Penebaran pupuk dan mulsa plastik 40 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 280.000,-
Furadan 10 kg @ Rp. 6.500,- Rp. 65.000,-
Pindah tanam 23 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 161.500,-
5. Pemeliharaan
Pengairan 14 HKP @ Rp. 7.000 Rp. 98.000,-
Pengukuran ranting 9 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 63.000,-
Pemupukan susulan dan penyemprotan 33 HKP @ Rp. 7.000 Rp. 231.000,-
Penyerbukan 27 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 189.000,-
Seleksi buah 8 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 56.000,-
Pembalikan tanah 10 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000,-
Pemangkasan ranting 12 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 84.000,-
6. Tenaga kerja
Tenaga jaga kebun 10 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 70.000,-
7. Pembuatan gubug 1 lokasi @ Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
8. Panen dan pascapanen 22 HKP @ Rp. 7.000,- Rp. 154.000,-
9. Jumlahbiaya produksi Rp. 7.600.250,-
2. Pendapatan
1. Semangka tanpa biji (22.872 kg x Rp.525,-) Rp. 12.007.800,-
2. Semangka berbiji (2.977 kg x Rp. 475,-) Rp. 1.414.075,-
3. Jumlahpendapatan Rp. 13.421.875,-
3. Keuntungan per hektar (dalam 1 musim) Rp. 5.821.625,- : Keuntungan per bulan Rp. 1.455.406,25.
4. Parameter kelayakan usaha : 1. Rasio pendapatan dan biaya: B/C ratio = 1,76
Berdasarkan analisis kelayakan usaha tani diperoleh B/C ration = 1,76
berarti dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar 3.699.750 akan
memperoleh pendapatan 1,76 kali lipat.
10.2. Gambaran Peluang Agrobisnis
Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami. Akan lebih
sempurna bila diketahui pula nilai ekonominya. Hal ini penting untuk
mengetahui tingkat kelayakan usaha yang menyangkut biaya produksi dan
pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain petani dapat memperkirakan
luas areal penanaman semangka yang dikehendaki, juga akan diusahakan
sesuai modal yang dimiliki. Untuk mendukung perhitungan analisis usaha
tani semangka konvensional ada beberapa hal yang perlu dikemukakan
antara lain:
1. Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur dengan jarak tanam
5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tanaman setiap hektar mencapai 3.500
tanaman.
2. Varietas tanaman semangka yang dibudidayakan merupakan jenis unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful.
3. Di lokasi penanaman terdapat diesel air sebagai sumber air apabila diperlukan.
4. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni tenaga kerja pria (HKP) dan
tenaga kerja wanita (HKW), dengan ongkos tenaga kerja pria lebih tinggi
dari pada tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam.
5. Budidaya semangka dilakukan pada musim kemarau (Maret-September).
Analisis biaya dan pendapatan ini tidak bersifat tetap, tergantung pada
besarnya sewa lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga
produksi buah yang didapatkan.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya
petani semangka, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih
urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut
telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
1. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang bernilai ekonomi tinggi,
untuk meningkatkan pendapatan petani semangka, baik untuk konsumsi dalam
maupun luar negeri.
2. Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan tenaga kerja lebih banyak.
3. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik.
4. Mengutamakan jenis tanaman semangka yang dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat.
11.2. Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman semangka merupakan salah satu tanaman
prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara
tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai harga yang relatif
lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya. Hal ini
memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha pertanian tanaman
semangka. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan tata perekonomian
Indonesia, khususnya dari bidang pertanian.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Semangka yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah;
2. Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus dijaga;
3. Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan) produksi semangka harus dijaga;
4. Buah semangka yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan.
11.4. Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya, umur
semangka kurang lebih 56-65 HST, buah semangka yang berukuran besar
mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0-2,5 kg, dan ukuran
kecil berat buah sekitar 400 gram.
11.5. Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu atau dapat
juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala. Dengan kemasan
rajutan benang akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan kotak
kayu.
12. DAFTAR PUSTAKA
1. BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta, Kanisius. 76 halaman.
2. WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta, Kanisius, 107 halaman.
3. WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
4. Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produjsi Semangka. Media Unika.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
I. PENDAHULUAN
Tingkat
dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal
ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara
dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit
tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
PT.
Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi
secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah
hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar
matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka
cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
2.2. Media Tanam
Kondisi
tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh
berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Media Semai
-
Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50
kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh
dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
-
Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10
lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau
1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan
Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg)
.Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi
hingga 90%.
3.1.2. Teknik Perkecambahan Benih
Benih
dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1
liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam 8-12 jam).
Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam 1-2 hari.
Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika kering
tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.
3.1.3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
-
Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon
akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam
1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar
matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu
ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu
perkembangan bibit, dilakukan rutin setiap 3 - 4 hari sekali. Penyiraman
1-2 kali sehari. Pada umur 12-14 hari bibit siap ditanam.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.
3.2.2. Pembentukan Bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm.
3.2.3. Pengapuran
Penggunaan
kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , pH
5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit
sebanyak 50 kg.
3.2.4. Pemupukan Dasar
a. Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
b. Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
c.
Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan
dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika POC NASA
digantikan SUPER NASA, dosis 1-2 botol/1000 m2 dengan cara :
Alternatif
1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk
menyiram bedengan.
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan.
3.2.5. Lain-lain
Bedengan
perlu disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150
cm agar menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas
mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka
dan peletakan buah.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pembuatan Lubang Tanaman
Dilakukan
Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30
cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm.
3.3.2. Waktu Penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Sebaiknya dilakukan 3 - 5 hari setelah tanam.
3.4.2. Penyiangan
Tanaman
semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer
yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting
sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang
sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang
tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu pertumbuhan
buah.
3.4.3. Perempelan
Dilakukan perempelan
tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan
pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.
3.4.5. Pemupukan
Waktu
|
Dosis Pupuk Makro (kg/ ha)
|
ZA
|
TSP
|
KCl
|
Susulan I (3 hari)
|
40
|
-
|
40
|
Susulan II Daun 4-6 helai
|
120
|
85
|
80
|
Susulan III Batang 45–55 cm
|
170
|
-
|
30
|
Susulan IV Tanaman bunga
|
130
|
-
|
30
|
Susulan V Buah masih pentil
|
80
|
-
|
30
|
POC NASA ( per ha ) Mulai umur 1 minggu – 6 atau 7 minggu
| POC NASA disemprotkan ke tanaman alternatif 1: 6-7 kali ( interval 1 minggu sekali) dgn dosis 4 tutup botol/ tangki alternatif 2: 4 kali (interval 2 minggu sekali ) dgn dosis 6 tutup botol/ tangki |
3.4.6. Waktu Penyemprotan HORMONIK
Semprotkan
HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau
1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot.
Penyemprotan pada umur 21 - 70 hari, interval 7 hari sekali.
3.4.7. Pemeliharaan Lain
Pilih
buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran
tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon
buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering
dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan
terkena sinar matahari.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1 Hama
a. Thrips
Berukuran
kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan
beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan
berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.
b. Ulat Perusak Daun
Berwarna
hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala : daun
dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti
berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau
Pestona.
c. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak
kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya,
tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna
dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural BVR atau Pestona.
d. Ulat Tanah
Berwarna
hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif
merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama
tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian:
(1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus
siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2)
pengendalian dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.
e. Lalat Buah
Ciri-ciri
mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak
dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka pada
kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam
dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas
hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat
buah dan semprot Pestona.
3.5.2. Penyakit
a. Layu Fusarium
Penyebab:
lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu
lembab). Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan
subur. Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga
kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2)
pemberian Natural GLIO sebelum atau pada saat tanam.
b. Bercak Daun
Penyebab:
spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya
menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai
halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian: seperti pada penyakit layu
fusarium.
c. Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit
layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya
berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah,
tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian: seperti pengendalian penyakit layu fusarium.
d. Busuk Semai
Menyerang
pada benih yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna
coklat, merambat dan rebah kemudian mati. Pengendalian: pemberian
Natural GLIO sebelum penyemaian di media semai.
e. Busuk Buah
Penyebab:
jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif
setelah buah mulai dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya
kerusakan kulit buah, baik selama pengangkutan maupun penyimpanan,
pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan.
f. Karat Daun
Penyebab:
virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman.
Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman
kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang. Pengendalian: sama
seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama
penyakit menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan
pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia dapat merata dan
tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810
dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
3.6. Panen
3.6.1.Ciri dan Umur Panen
Umur
panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi
perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut
bisa dipetik (dipanen).
3.6.2.Cara Panen
Pemetikan
buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah dalam
kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan
ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka
dilakukan beserta tangkainya.
TEKNIK BUDIDAYA
SEMANGKA
Butuh iklim hangat, dan untuk pertumbuhannya membutuhkan lebih banyak panas daripada tanaman hortikultura lainnya.
Suhu perkecambahan 25 - 30 °C untuk yang berbiji, sedang non biji
28 - 30 °C. Suhu pertumbuhan 20 - 25 °C, untuk pembuangaan dan
penyerbukan 25°C. Untuk pengisian dan pemasakan buah 30°C.
Butuh cuaca kering dan cukup sinar matahari. Perakarannya dalam
sehingga tahan kering, sebaliknya tidak tanah keadaan basah. Hujan terus
menerus atau cuaca berawan terus menyebabkan tanaman kerdil, jumlah
bunga dan buah berkurang.
Tumbuh baik di tanah berpasir atau geluh pasiran dengan pengatusan
yang baik. Tidak baik ditanam terus menerus pada tanah yang sama.
Bekas tanaman padi, jagung atau tebu adalah yang paling baik untuk
semangka.
PH tanah 6 -7 (netral).
kembali ke atas
PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan
ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak berpasir harus diolah
sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman
(lihat bentuk bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman
jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk kandang secara rata.
Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada
koakan-koakan. Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg
Catatan :
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi
bedengan harus diambil yang paling besar. Terutama untuk tanah yang tak
berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m
(tanam tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal
50 cm.
PERSEMAIAN
Semangka lebih baik disemaikan dulu sebelum dipindah tanam (lihat cara menyemai).
PINDAH TANAM
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan ± 12-14 hari) bibit telah
siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang terbaik adalah sore hari
dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam).
JARAK TANAM
Sistem Tunggal : |
Sistem Ganda : |
90-100 cm x 300 cm |
90-100 cm x 6-7 m (2 baris tanaman) |
kembali ke atas
Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.
Caranya :
Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk
kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb), tapi jangan
terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel)
disebar secara rata pada bedengan kemudian diaduk rata. Setelah itu
bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara
sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik
hitam-perak. Warna hitam menghadap ke bawah sedang warna peraknya
menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang
pada waktu mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan
plastik ditarik sampai benar-benar rapat.
Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman)
Semangka Berbiji: |
Semangka Non Biji: |
Pupuk kandang 3000 gr ZA 130 gr Urea 60 gr TSP 80 gr KCl 100 gr Total pupuk buatannya 370 gr/tan |
Pupuk kandang 3000 gr ZA 130 gr Urea 60 gr TSP 40 gr KCl 130 gr Total pupuk buatannya 360 gr/tan |
Catatan :
•Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu.
•Pemupukan
di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah
jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis
tersebut.
Semangka berbiji :
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.
Dasar : ZA = 30 TSP = 45 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 130 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = 10 : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 35 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 25 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 135 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 15 : Urea = - Total = 80 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = - : Urea = - Total = 15 gr
Total : ZA = 170 TSP = 80 : KCl = 100 : Urea = 45 Total = 395 gr(gr/tan)
Semangka non biji :
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 25 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan
(gr/tan)
Waktu pemupukan :
Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau sistim koak diaduk sampai rata pada koakan.
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri
dan kanan tanaman atau sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak
± 10-15 cm dari pangkal batang
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian
depan dari tanaman (arah menjalarnya tanaman) Jarak ± 20 cm.
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat selokan) Jarak ± 20 cm.
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak ± 20 cm.
Catatan :
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi
ketika keadaan tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan,
selanjutnya pupuk ditutup lagi dengan tanah.
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan
pada tanah jenis lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari
dosis tersebut.
kembali ke atas
Pemberian pupuk dapat dilakukan secara total (sekali pupuk).
Warna
hitam pada plastik dapat menimbulkan kesan gelap, sehingga
rumput-rumput pengganggu dapat ditekan pertumbuhannya, sedang warna
perak dapat memantulkan sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama
Aphids, Trips, Tungau. Dengan demikian akan mengurangi juga serangan
Virus.
Menjaga tanah tetap gembur, merangsang pertumbuhan akar, dapat dipanen lebih awal.
Menjaga suhu tanah, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Menjaga
kelembaban tanah (waktu hujan dapat menahan agar tanah tidak terlalu
basah, bila musim kering dapat menahan penguapan air sehingga penyiraman
tak terlalu sering).
Untuk tanaman yang berumur pendek seperti semangka ini, mulsa plastik hitam perak dapat digunakan 2 kali masa tanam.
Pemupukan bila tanam tanpa mulsa plastik hitam-perak :
Pemupukan dilakukan 5 kali
kembali ke atas
Menyulurkan ranting
Setelah ranting memanjang, ranting disulurkan agar merambat
membentuk siku-siku dengan baris tanaman. Bila ranting terlalu
berhimpitan mudah menimbulkan penyakit, juga bunganya mudah rontok
Mendangir
Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus
dilakukan untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman.
Pemberian seresah
Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka
berada. Ranting yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami,
demikian juga pada buahnya juga harus dialasi dengan jerami. Semakin
tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai memberi seresah paling lambat
ketika panjang tanaman ± 50 cm.
Pengairan dan Pengatusan
Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna
mendapatkan tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar,
dianjurkan untuk mengurangi pengairan guna memperbaiki pembentukan buah.
Bila buah mulai berkembang, pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan
buah dengan ukuran yang optimal. Dan selama pemasakan buah yaitu setelah
buah mencapai ukuran maksimum pengairan dikurangi untuk mendapatkan
kadar gula yang baik.
Penyerbukan
Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka
non biji harus dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna.
Waktu penyerbukan adalah pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal
bunga betina semangka non biji yang akan diserbuki sudah mekar). Yang
perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji steril (mandul)
sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa
(berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka
non biji, maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan
1:10, artinya untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk
10 tanaman semangka non biji.
Cara menyerbuki semangka non biji :
Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada
bunga betina semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus
merata agar buah yang dihasilkan bagus bentuknya.
Membuang ranting
Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh
memelihara 3 cabang tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi
kalau ranting semangka tumbuh terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang,
maka ujung cabang sekunder dipangkas dan ditinggalkan 2 daun. Sedang
pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang sekunder, maka cabang
tersebut harus secepatnya dibuang.
Perempelan buah
Buah yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang
dijadikan paling baik ± 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13).
Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2 buah saja (untuk jenis besar). Untuk
jenis kecil 3-4 buah.
Pemberantasan Hama dan Penyakit
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka tanaman harus diusahakan
bebas dari hama dan penyakit. Pengendalian yang intensif sangat
diperlukan bagi jenis tanaman ini.
kembali ke atas
Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen ± 65-70 hari setelah pindah tanam.
Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen ± 70-75 hari setelah pindah tanam.
Hasil tiap Ha ± 25-30 ton.
kembali ke atas
Budidaya Semangka
|
|
|
|
I.
PENDAHULUAN
Semangka
merupakan tanaman semusim berbatang merambat yang berasal dari Benua Afrika. Semangka
biasa dinikmati dalam bentuk segar. Kandungan air pada buah semangka mencapai
94% dari total bobotnya, sehingga buah ini sering dijadikan sebagai buah
penghilang dahaga. Semangka muda di pedesaaan sering digunakan sebagai bahan
sayuran. Biji buah semangka yang sudah tua juga sering dipakai sebagai obat
cacing oleh masyarakat pedesaan.
II.
EKOLOGI
2.1.
Ketinggian
Tempat Tanam
Ketinggian 100-400 meter di atas permukaan
laut (dpl) cocok untuk menanam tanaman semangka. Namun, saat ini sudah ada
beberapa varietas semangka yang cocok ditanam di dataran tinggi hingga 900
meter dpl.
2.2.
Keadaan
Tanah
Semangka sebaiknya ditanam di lahan
bertekstur remah atau gembur, subur dan banyak mengandung unsur hara. Semangka
membutuhkan tanah dengan keasaman (pH) berkisar 5-7. Penetralan tanah dilakukan
dengan pengapuran.
2.3.
Sinar
Matahari
Tanaman
semangka membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhannya. Lahan penanaman
sebaiknya tidak tertutupi naungan atau tanaman lain yang dapat menghalangi
pancaran sinar matahari.
2.4.
Suhu
Suhu ideal untuk pertumbuhan semangka, baik
pertumbuhan vegetatif maupun generatif adalah 24-30oC. Perbedaan suhu
ekstrim antara siang dan malam dapat mengganggu pertumbuhan semangka.
2.5.
Curah
Hujan
Curah
hujan yang ideal untuk pertumbuhan semangka berkisar antara 40-50 mm per bulan.
Curah hujan yang tinggi dapat menimbulkan serangan berbagai penyakit, baik yang
disebabkan oleh bakteri maupun cendawan.
III.
JENIS-JENIS
SEMANGKA
Di
Indonesia dikenal dua jenis semangka, yaitu semangka lokal dan semangka
introduksi atau semangka hibrida. Berdasarkan bijinya, ada semangka berbiji dan
semangka non biji.
3.1.
Semangka
Lokal
a.
Semangka
Sengkaling
Berasal dari daerah Sengkaling, Malang, Jawa Timur. Berbentuk
oval dan memiliki garis tipis memanjang berwarna hijau tua. Daging buah
semangka ini berwarna merah cerah, rasanya manis, dan berbiji banyak. Sengkaling
merupakan semangka open polineted
(semangka yang tidak berubah kualitasnya bila bijinya ditanam kembali).
b.
Semangka
Bojonegoro
Berasal
dari Bojonegoro, Jawa Timur. Kulit buah berwarna hijau tua dan bergaris,
berdaging merah jingga, rasanya kurang manis. Biji semangka ini banyak, berkulit
tipis, dan berdaging tebal, sehingga banyak digunakan untuk pembuatan kuaci.
3.2.
Semangka
Hibrida
a.
Sweet
Beauty
Salah
satu semangka unggulan Know You Seed.
Beratnya 3-4 kg. Kulitnya berwarna hijau muda, dengan belang hijau tua yang
memanjang dari pangkal hingga ujung buah.
Kulit buah semangka ini tebal, sehingga tahan dalam pengangkutan dan
penyimpanan. Daging buah berwarna merah, dengan kandungan gula 12-14%. Semangka
Sweet Beauty dipanen pada umur 80-85 hari sejak ditanam di lahan.
b.
Golden
Crown
Diproduksi
oleh Know You Seed. Berbentuk bulat
memanjang, kulitnya berwarna kuning cerah dan daging buah berwarna merah,
dengan kandungan gula sekitar 12%, dan berbiji kecil.
c.
New
Dragon
Semangka New Dragon berasal dari Taiwan. Semangka dengan
bentuk bulat memanjang ini memiliki ukuran yang besar. Beratnya bisa mencapai 9
kg. Kulit buah tebal dan tahan kerusakan. Daging buahnya renyah, berair banyak
dan rasanya sangat manis. Varietas ini mudah beradaptasi dengan berbagai jenis
tanah dan tahan terhadap serangan CMV (cucumber
mosaic virus).
d.
Farmer
Giant
Sesuai
namanya, ukuran semangka ini besar sampai mencapai 12 kg. Kulit buah tebal dan
keras. Daging buah merah menyala, manis, tekstur renyah. Farmer Giant relatif
tahan terhadap CMV.
e.
Yellow
Baby
Semangka ini berbentuk oval dan memiliki diameter buah
sekitar 15 cm dan berat sekitar 4 kg. Kulit buah berwarna hijau muda menyala
dengan corak memanjang berwarna hijau gelap. Sesuai warnanya, daging buah
semangka ini berwarna kuning. Rasanya sangat manis dan renyah.
f.
Quality
Quality merupakan salah satu semangka unggul tanpa biji. Beratnya
mencapai 7,5 kg. Semangka ini berbentuk bulat, warna kulit hijau agak kebiruan
dengan corak berwarna hijau tua. Daging buahnya berwarna merah, rasanya sangat
manis dan renyah. Kulit buah semangka Quality tebal sehingga memungkinkan untuk
tahan pengiriman jarak jauh dan penyimpanan.
IV.
PERSIAPAN
BUDI DAYA
4.1.
Pembukaan
Lahan
Kegiatan
ini bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu, sisa-sisa
tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari
penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum,
seperti cabai atau tomat. Hal ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua penyakit ini mampu
bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat menyerang tanaman
semangka.
4.2.
Pencangkulan
dan Pembersihan Lahan
Pencangkulan dilakukan hingga kedalaman sekitar 30 cm. Lahan dicangkul agar strukturnya menjadi gembur. Setelah
dicangkul, lahan dibiarkan sekitar satu minggu.
4.3.
Pembuatan
Bedengan dan Pengapuran
Bedengan
dibuat untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi serangan hama serta penyakit, terutama penularan
penyakit antar tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang
maksimum 12 m. Tinggi ideal bedengan 40 cm. Pada musim hujan tinggi, bedengan
bisa dinaikkan hingga 60 cm. Jarak ideal antar bedeng adalah 60 cm. Bedengan
sebaiknya dibuat sejajar dengan arah sinar matahari, yaitu memanjang dari arah Timur
ke Barat.
Pengapuran dapat dilakukan saat membuat bedengan. Kapur
yang digunakan sebaiknya kapur pertanian (dolomit). Pengapuran dilakukan dengan
cara menyebarkan di permukaan bedengan, kemudian bedengan dicangkul kembali hingga
kapur tercampur merata dengan media tanam. Dosis rata-rata kapur yang diberikan
di Pulau Jawa adalah 1,5 ton per hektar.
4.4.
Pemupukan
Awal
Pemupukan
awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan. Hal ini dilakukan
karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka membutuhkan unsur hara
lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk kandang dari kotoran ternak dan
pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau campuran antara Urea, ZA, SP36,
dan KCl.
Pemupukan
menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman.
Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau, kambing, ataupun kotoran
ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang digunakan adalah yang sudah
matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang sudah jadi tidak berbau dan
suhunya sekitar 30oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang belum jadi
masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian pupuk kandang mentah dapat merusak akar
tanaman, bahkan dapat membuat bibit tanaman mati.
Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan
pupuk kandang sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal
untuk penanaman dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan
bedengan secara merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul
sampai pupuk tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam
yang digunakan. Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan
jarak dalam baris 90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.
Pupuk
kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka adalah Urea, ZA,
SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida seperti Furadan
atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan pupuk Urea 14
gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan Furadan atau Indofuran
sebanyak 5 gram per tanaman.
Pemberian
pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan menggunakan mulsa dilakukan
tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu minggu setelah pemberian pupuk kandang atau satu minggu sebelum
penanaman. Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas
permukaan bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang
bedengan. Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur
rata dengan tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.
4.5.
Pemasangan
Mulsa
Mulsa
yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa jerami atau mulsa plastik
hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada permukaan atas mulsa dapat
memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah daun, yang biasanya ditempati
oleh berbagai hama,
seperti aphid, thrips, tungau, ulat, dan pathogen berupa cendawan.
Pemasangan
mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari sedang bersinar
terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang secara
maksimal.
V.
PEMBIBITAN
5.1.
Mempersiapkan
Media Tanam
Pembibitan dapat dilakukan di dalam polybag ataupun
plastik bening dengan diameter 4-5 cm. Media tanam dapat berupa campuran tanah
gembur atau humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Untuk melengkapi
unsur hara, NPK sebanyak satu sendok makan dapat ditambahkan ke dalam 20 kg
campuran media tanam. Sebelum media dipergunakan, sebaiknya diayak dulu untuk
menghilangkan kotoran.
Serangan hama dan penyakit pada bibit semangka bisa
dicegah dengan pemberian pestisida di media tanam sesuai dosis pada kemasan. Cara
lain melalui sterilisasi media tanam dengan cara disangrai. Setelah siap,
masukan media tanam ke dalam polybag sampai 2/3 bagian.
5.2.
Pembenihan
Biji
semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah. Untuk
merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa
dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu
sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan dibungkus
menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya kulit semangka
sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian dari sortasi,
biji yang mengambang berarti biji yang jelek.
5.3.
Penanaman
Benih
Sebelum
benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu dibuat lubang tanam
menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan kedalaman sekitar 0,5 cm.
Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan pupuk kandang halus.
Untuk
menghindari hama
dan penyakit, serta untuk mempertahankan kelembaban, bedengan pembibitan
ditutup rapat menggunakan plastik bening yang diberi rangka bambu berbentuk
setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.000-17.000 benih semangka memiliki
panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan tinggi sekitar 75 cm. Pada hari
ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian diikuti dengan tumbuhnya
daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih semangka sebanyak 650
gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.
5.4.
Pemeliharaan
Bibit
Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman
setiap kali terlihat kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik
dibuka sebelum pukul 9 pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar
matahari langsung. Sejak hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi
terhadap sinar matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari
atau sudah mengeluarkan empat helai daun.
VI.
PENANAMAN
DAN PEMELIHARAAN
6.1.
Penanaman
Lahan
penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi terlebih dahulu
satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan air pada areal
lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara menyiram bedengan
menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya dilakukan pada
musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.
Penanaman
bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik, dilakukan dengan cara
menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada mulsa sebatas leher
akar. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka tidak menempel di
mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit semangka
dapat mati.
6.2.
Pemeliharaan
6.2.1.
Penyulaman
Penyulaman
dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh tidak sempurna atau
mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam disekitarnya. Setelah
itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses penyulaman sama dengan
proses penanaman bibit pada awal penanaman.
6.2.2.
Pemasangan
Ajir (Turus)
Pemasangan
ajir bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, mengefisienkan lahan
tanam, dan memudahkan perawatan. Ajir yang dibuat sebaiknya dari bambu jenis
betung. Ajir dibuat dengan cara membelah batang bambu menjadi empat bagian dengan
panjang sekitar dua meter. Salah satu ujung ajir kemudian diruncingkan, agar
mudah ditancapkan. Setelah jadi, ajir ditancapkan di bedengan dekat batang
semangka dengan kedalaman sekitar 25 cm. Bagian atas ajir kemudian disatukan
hingga membentuk huruf X, lalu diikat menjadi satu, jaraknya sekitar 25 cm dari
ujung ajir. Ikatan ajir yang satu dengan yang lain dapat diperkuat dengan cara
dihubungkan menggunakan bambu panjang dan tipis. Jika dilihat dari ujung
bedengan, turus akan dilihat seperti huruf A. Untuk menyangga buah semangka,
antar ajir dapat dibuat para-para dengan ketinggian sekitar 10 cm dari
bedengan.
6.2.3.
Pemangkasan
dan Pembentukan Cabang
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk percabangan dan meningkatkan kualitas buah. Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 10 hari dengan
memotong ujung ruasnya. Pemangkasan kedua pada umur 35 hari untuk memilih dua
cabang utama yang sehat dan akan menghasilkan buah.
Untuk mencegah penularan penyakit pada saat pemangkasan,
terutama yang disebabkan oleh cendawan Fusarium
dan bakteri Pseudomonas, cutter atau
gunting yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan
fungisida dengan dosis 2 ml per 1 liter
air.
Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah
pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk
mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot
menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis
anjuran.
6.2.4.
Perempelan
Bunga dan Penjarangan Buah
Bunga
yang dapat menjadi buah adalah bunga yang muncul dari cabang ke delapan,
sehingga yang dipelihara adalah bunga yang ada di cabang ke delapan dan seterusnya.
Setelah
bunga menjadi buah, lakukan penyortiran terhadap buah yang bentuknya tidak
sempurna atau terserang hama
penyakit. Dalam satu cabang sebaiknya hanya disisakan satu buah. Seleksi
terhadap buah dilakukan pada umur 40-50 hari.
6.2.5.
Penyiraman
Penyiraman
perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan pesawahan biasanya
dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka yang ditanam di
lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.
6.2.6.
Pemupukan
Susulan
Pemupukan
susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga, buah, dan masa
pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau pupuk daun
yang banyak mengandung unsur hara mikro.
a.
Pupuk
akar
Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari
setelah tanam (HST), dan yang kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan
berupa 2 kg NPK 15:15:15 dan 1 kg KNO3 dalam 200 liter air.
b.
Pupuk
daun
Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk
menyuplai unsur hara mikro yang tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat
diberikan anatara lain Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan
ZPT atonik. Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk
mengatasi terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat
digunakan perekat, seperti Citowett.
VII.
PENGENDALIAN
HAMA DAN
PENYAKIT
7.1.
Hama
a.
Kutu
Putih
Hama kutu
putih (Pseudococcus sp.) berbentuk
bulat, berwarna kehijauan dan tubuhnya diselimuti oleh lapisan lilin berwarna
agak keputihan. Kutu putih menyerang tanaman semangka dengan cara mengisap
cairan daun. Kotorannya yang manis dapat mendatangkan semut. Serangan kutu
putih dapat membuat daun menjadi keriting dan merana. Bunga dan buah dapat
menjadi rontok. Kutu putih juga menjadi penyebar penyakit embun jelaga. Untuk
memberantas kutu putih harus dilakukan juga pemberantasan semut yang menjadi
alat penyebarannya. Pemberantasan dilakukan menggunakan insektisida dan
akarisida.
b.
Thrips
(Thrips parvispinus)
Gejala serangan ditandai dengan munculnya bercak
keperakan pada daun semangka. Daun yang terserang menjadi keriting karena
cairannya diisap. Thrips dapat menjadi vektor berbagai virus, seperti TMV dan
PMV. Perkembangbiakan Thrips secara aseksual (tak kawin) sehingga penyebarannya
sangat cepat.
c.
Ulat Daun ((Ulat Grayak (Spodoptera sp) dan Ulat Jengkal (Plusia sp))
Serangan
ulat membuat daun semangka berlubang atau bahkan hanya tersisa tulang daunnya.
Hal ini menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman akibat fotosintesis
terhambat.
Pengendalian
secara mekanis dengan mengambil ulat satu per satu, atau dengan cara kimiawi
menggunakan insektisida. Dapat juga dengan cara menjaga sanitasi kebun dan
menggunakan perangkap ulat.
d.
Kutu
Daun (Myzus percicae)
Kutu
daun menyerang tanaman semangka dengan cara menghisap cairan daun, menyebabkan
daun menjadi keriput, kekuningan, dan terlilit. Tanaman yang terserang menjadi
kerdil. Kutu daun menyebarkan penyakit tungau, embun jelaga, virus dan
mendatangkan semut. Pengendalian dilakukan dengan cara menyemprotkan
insektisida berbahan aktif imidalkloprid, fipronil, dan protiofos secara
bergantian.
e.
Semut
dan Belalang
Semut
dan belalang biasanya menyerang bibit tanaman semangka di persemaian. Kedua
jenis hama ini
memakan bibit hingga rusak dan tidak dapat ditanam kembali atau hingga bibit
mati. Serangan semut dan belalang bisa ditanggulangi dengan menggunakan
insektisida racun kontak atau perut atau dengan menyebarkan insektisida
berbahan aktif karbofuran seperti Furadan 3G, Petrofur, dan Curater di media
persemaian.
7.2.
Penyakit
a.
Layu
Fusarium
Cendawan
Fusarium menyukai daerah lembab dan
sering menyerang saat musim hujan. Penyakit ini menyerang mulai daerah dengan
ketinggian sedang hingga tinggi. Tanaman
semangka yang terserang akan layu, mengering, kemudian mati.
Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida. Pemakaian
surfaktan (perata dan perekat) pada
musim hujan sangat dianjurkan. Tanaman
yang terserang sebaiknya disingkirkan dan dimusnahkan agar penyakit tidak
menular. Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang dapat dilakukan untuk
memutus siklus hidup cendawan ini.
b.
Layu
Bakteri
Layu
bakteri pada tanaman semangka disebabkan oleh bakteri Pseudomonas. Bagian tanaman yang terserang layu bakteri ketika
dipotong dan dimasukkan ke dalam air bersih akan mengeluarkan cairan berwarna
putih. Serangan layu bakteri biasanya terjadi di daerah dataran rendah yang
kondisinya lembab dan panas. Penyebaran penyakit ini bisa terjadi melalui air,
angin, dan peralatan yang digunakan.
Pengendalian
dilakukan dengan menggunakan pestisida Agrept 20 WP atau Agrimycin. Lahan yang
terserang penyakit ini sebaiknya ditaburi kapur pertanian dan selama dua tahun
tidak ditanami tanaman yang bisa menjadi inang Pseudomonas.
c.
Busuk
Daun (Phytophthora infestans)
Penyakit
ini dikenal juga dengan nama cacar, terlihat dari munculnya noda hitam di daun
dan buah. Bagian yang terserang menjadi
kering, keras, dan busuk. Serangan penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga
kelembaban kebun, melakukan pemangkasan secara teratur, dan menjaga sanitasi
kebun. Busuk daun dapat diberantas menggunakan Bubur Bordeaux 1-3%, Akofol 50
WP, Preficur N, Prufit PR 10/56 WP, Ridomil, Dhitane, dan Antracol.
d.
Busuk
Buah (Colectroticum sp.)
Serangan
cendawan ini ditandai dengan munculnya bercak coklat yang semakin melebar di
buah semangka. Pada serangan yang parah, buah akan menjadi kering, busuk dan
keriput. Penyakit ini biasanya menyerang buah semangka muda, sehingga
mengurangi hasil panen hingga 75%.
Serangan
penyakit busuk buah dapat diatasi dengan mengatur jarak tanam agar tidak
terlalu rapat, melakukan pemangkasan secara teratur dan melakukan penyemprotan
fungisida sistemis atau fungisida kontak yang berbahan aktif karbendazim
fenorimol secara teratur.
e.
Busuk
Leher (Phytium ultimum)
Biasanya menyerang bibit, tapi kadang-kadang juga
menyerang tanaman dewasa. Gejala yang terlihat adalah munculnya bercak warna hitam yang basah di pangkal
batang, lama-kelamaan tanaman yang terserang akan roboh.
Serangan busuk leher dapat dicegah dengan menjaga
kelembaban lahan dan memberikan fungisida pada benih.
f.
Virus (Cucumber Mozaik Virus)
Daun
yang terserang virus ini akan keriting, berkerut dan tampak bercak kuning.
Tanaman yang terserang menjadi tidak normal pertumbuhannya. Buah pun menjadi
abnormal atau kerdil. Penyakit akibat virus tidak dapat disembuhkan. Cara
menanggulanginya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang. Cara
mencegahnya dengan menjaga kebersihan lahan.
g.
Kudis (Cladosporium cucumerinum)
Serangan
dapat menimbulkan bercak hijau kecoklatan pada buah, kemudian akan muncul
lekukan. Sepintas serangan terlihat seperti kudis pada manusia. Dari bercak
akan keluar cairan seperti getah karet. Selain menyerang buah, kudis juga
menyerang daun. Pada daun yang terserang akan muncul bercak berwarna kuning.
Pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan kebun dari gulma, menanam
varietas yang tahan terhadap penyakit, dan melakukan rotasi tanaman. Untuk
menghambat serangan kudis digunakan fungisida Manzate atau Ridomil MZ.
h.
Busuk
Batang (Botryodiploida theobromae)
Busuk
batang menyerang cabang dan tangkai tanaman. Bagian yang terserang menjadi berwarna coklat. Setelah
itu cendawan akan membentuk miselium di kulit buah. Bagian tanaman yang terluka
sangat rentan terhadap penyakit busuk batang. Membersihkan lahan dari sampah
dan gulma dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Fungisida
yang dianjurkan untuk menanggulangi penyakit ini adalah Delsene MX 200 atau
Derosal 500 SC.
i.
Embun
Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Serangan
embun tepung menghebat pada musim kemarau, sedangkan pada suhu rendah cendawan
membentuk konidium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan munculnya
bercak berwarna putih berbentuk bulat di permukaan bawah daun. Semakin lama
bercak semakin melebar hingga seluruh daun tertutupi tepung berwarna putih. Setelah itu daun menjadi berwarna coklat dan keriput.
Tanaman yang terserang lama-kelamaan akan mati. Tanaman yang terserang penyakit
ini harus dicabut dan dimusnahkan. Pengendalian penyakit ini dapat menggunakan
pestisida Afugan 300 EC atau Calixin 750 EC.
j.
Antraknosa
(Colletotrichum lagenarium)
Gejala
serangan ditandai dengan munculnya bercak bulat berwarna kecoklatan pada daun.
Bercak semakin lama semakin membesar, menyatu, dan muncul bercak kehitaman
dengan bagian tengah berwarna putih dan spora yang berwarna kemerahan.
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan sanitasi lahan dan pengaturan jarak
tanam menjadi agak renggang. Serangan
Antraknosa bisa dikendalikan dengan menyemprotkan fungisida Dithane M-45 atau
Derosal 60 WP.
VIII.
PANEN
DAN PASCA PANEN
Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau
varietasnya dan pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin
lambat waktu panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur
75-100 HST.
Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan
dengan cara :
1.
Memukul-mukul
buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap panen akan mengeluarkan
bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda.
2.
Melihat
kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna terang dan
sudah tidak dilapisi lilin.
3.
Melihat
batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya berwarna coklat kekuningan.
Tangkai
muda berwarna hijau dan berbulu halus.
Cara memanen buah semangka yang
baik adalah dengan memotong batang buah tepat di pangkal batang yang berbatasan
dengan cabang. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik
embun hilang dan pada saat tidak hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
timbulnya cendawan penyebab penyakit yang akan merusak buah semangka pada saat
diangkut atau disimpan
Cara Budidaya Tanaman Semangka yang benar
Blogiztic.net
– semangka merupakan tanaman yang tumbuh dengan merambat dan digemari
masyarakat Indonesia. Tingkat kualitas produksi semangka di Indonesia
masih rendah, ini mendorong PT Natural Nusantara berupaya membantu dalam
peningkatan produk secara kuantitas dan kualitas.
Budidaya tanaman semangka harus dikembangkan, anda ingin Indonesia maju dan berkembang dalam bidang pertanian. Budidaya semangka adalah solusi yang tepat untuk memulai bisnis anda yang baru. Blogiztic.net akan mengupas cara budidaya semangka yang benar sebagai berikut.
Iklim yang dibutuhkan
Curah hujan ideal 40-50 mm/bulan. Seluruh areal pertanaman perlu sinar
matahari sejak terbit sampai tenggelam. Suhu optimal ± 250 C. Semangka
cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl.
Media tanam semangka
Kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan
tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah
geluh berpasir. Keasaman tanah (pH) 6 – 6,7.
Penyiapan media semai
- Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 25-50
kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Diamkan + 1 minggu di tempat teduh
dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
- Campurkan tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10
lt), pupuk kandang matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau
1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup POC NASA, dan
Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang (1-3 kg)
.Masukkan media semai ke dalam polybag kecil 8×10 cm sampai terisi
hingga 90%.
Perkecambahan benih
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu diikat, kemudian direndam dalam
ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 sendok POC NASA (direndam
8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus koran kemudian diperam
1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk disemaikan dan jika
kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan koran lagi.
Semai benih dan pemeliharaan bibit
- Media semai disiram air bersih secukupnya. Benih terpilih yang calon
akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung disemai dalam polybag sedalam
1-1,5 cm.
- Kantong persemaian diletakkan berderet agar terkena sinar matahari
penuh. Diberi perlindungan plastik transparan, salah satu
ujung/pinggirnya terbuka.
- Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, dilakukan rutin
setiap 3 – 4 hari sekali. Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur 12-14
hari bibit siap ditanam.
Pembukaan lahan yang tepat
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu.
Pembentukan bedengan
Lebar bedengan 6-8 m, tinggi bedengan minimum 20 cm. Bedengan perlu
disiangi, disiram dan diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar
menghambat penguapan air dan tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa
dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm untuk perambatan semangka dan
peletakan buah.
Pengapuran tanaman
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg
dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan
dolomit sebanyak 50 kg.
Pemupukan dasar
- Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam.
- Pupuk anorganik berupa TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
- Siramkan POC NASA yang telah dicampur air secukupnya diatas bedengan dengan dosis + 1-2 botol/1000 m2.
Pembuatan lubang tanaman
Dilakukan Satu minggu sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm.
Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang sekitar
90-100 cm.
Waktu penanaman
Penanaman sebaiknya pagi atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.
Penyulaman tanaman
Sebaiknya dilakukan 3-5 hari setelah tanam.
Penyiangan tanaman
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang
primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong
ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna,
ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang
sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena mengganggu
pertumbuhan buah.
Perempelan tanaman
Dilakukan perempelan tunas-tunas muda yang tidak berguna karena
mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah semangka yang sedang berkembang.
Pengairan dan penyiraman
Pengairan melalui saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume pengairan tidak boleh berlebihan.
Waktu penyemprotan HORMONIK
Semprotkan HORMONIK sejenis ZPT/hormon alami. Dosis HORMONIK: 1-2 cc/lt
air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-4 tutup POC NASA setiap tangki semprot.
Penyemprotan pada umur 21 – 70 hari, interval 7 hari sekali.
Hal yang perlu diperhatikan
Pilih buah yang cukup besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran
tanaman, bentuk baik dan tidak cacat. Setiap tanaman diperlukan calon
buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak calon buah ± 2 kg sering
dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidakmerataan
terkena sinar matahari.
Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya: terjadi
perubahan warna buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut
bisa dipetik (dipanen).
Cara saat panen semangka
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga buah
dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam
penyimpananan ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah
semangka dilakukan beserta tangkainya.
|
| |