PENDAHULUAN
Prospek
budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan
komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah.
Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum
memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.
PT. Natural
Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya
terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu
Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.
SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 - 30o C
-
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan
organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku + POC NASA dosis 2 cc per liter selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
-
Campurkan 1 pak Natural GLIO + 25-30 kg pupuk kandang halus diamkan
seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke polibag yang telah
berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus yang telah dicampur
Natural GLIO tadi dengan perbandingan 2 : 1
- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
- Siram persemaian pagi dan sore hari
- Semprot POC NASA dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PENGOLAHAN LAHAN
- Bersihkan rumput liar (gulma) dari sekitar kebun
- Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
- Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan bedengan
- Jika pH tanah rendah, tambahkan Dolomit
-
Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah.
Akan lebih optimal jika ditambah SUPERNASA atau jika tidak ada pupuk
kandang dapat diganti SUPERNASA 10-20 botol / ha dengan cara :
Alternatif
1 : satu botol SUPERNASA diencerkan dalam 3 lt air dijadikan larutan
induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk untuk
menyiram bedengan
Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 liter air diberi 1 sendok peres makan SUPERNASA untuk menyiram + 10 m bedengan
-
Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA atau Urea 150 kg + TSP 250 kg
per ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran
pupuk per lubang tanam
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang 25-50 kg merata ke bedengan atau ke lubang tanam
- Jika pakai Mulsa plastic, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama seminggu sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60x70 cm / 70x70 cm
PENANAMAN
- Waktu tanam yang baik musim kering
- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMUPUKAN
Jenis
dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan
kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah
satu alternatif :
Jenis Pupuk
|
Pemupukan Susulan (kg/ha)
|
Umur 15 hari
|
Umur 25 hari
|
Umur 35 hari
|
Umur 45 hari
|
Urea
|
75
|
75
|
75
|
75
|
SP-36
|
50
|
-
|
-
|
-
|
KCl
|
-
|
75
|
100
|
75
|
Pemupukan
diletakan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran
pupuk per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram
atau pupuk dikocorkan sebanyak 3,5 gram per liter air, kocorkan larutan
pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
Semprotkan 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK per tangki setiap 1-2 minggu sekali
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )Pangkas
tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga
bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan
bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKITH A M A1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara
pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
pencegahan dengan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu
sekali.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara
pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan
semprot PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR setiap 1-2 minggu sekali.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang
dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala
bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan
daun sebelah atas ataupun bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan Natural VITURA.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)Bersifat
polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya,
sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk
buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang,
lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan
semprotkan PESTONA atau PENTANA + AERO 810 setiap 1-2 minggu sekali
PENYAKIT1. Layu BakteriPenyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak
2. Busuk BuahPenyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak DaunPenyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. AntraknosePenyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akarPenyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah SemaiPenyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam
varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang
tanaman sakit Rendam benih dengan POC NASA dosis 2 cc / lt + Natural
GLIO dosis 1 gr/lt, Pencegahan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur
pupuk kandang sebelum tanam ke lubang tanam.
Catatan :
Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum
mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang
oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5
tutup botol per tangkiPEMANENAN- Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.
Cara Budidaya Terong
Cara Budidaya Terong. Prospek budidaya tanaman terong makin baik
untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis,
namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur
budidaya
yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.
Deskripsi Terong
Terong (Solanum melongena) merupakan tanaman setahun berjenis perdu yang
dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 60-90 cm. Daun tanaman ini lebar
dan berbentuk telinga. Bunganya berwarna ungu dan merupakan bunga yang
sempurna, biasanya terpisah dan terbentuk dalam tandan bunga.
Manfaat Terong
Buah terung sudah sangat dikenal masyarakat dan banyak digunakan sebagai
lalap (sayuran segar) atau disayur. Hal ini disebabkan oleh rasa buah
terung yang enak dan banyak mengandung vitamin.
Jenis - Jenis Terong
1. Terong Pipit
Biasa disebut terong mini karena ukurannya yang kecil. Bentuknya bulat,
selain berwarna hijau, juga ada yang berwarna ungu. Umumnya dimakan
sebagai lalapan dan biasa terhidang di menu masakan Sunda, seperti
karedok (pecel dengan sayuran serba mentah).
2. Terong Telunjuk
Bentuknya panjang seperti telunjuk, dan lazim terdapat di menu masakan
Sumatera. Misalnya, dimasak untuk bumbu gulai dengan campuran udang atau
daging sapi serta disambal balado, dapat juga ditumis dengan tambahan
tauco.
3. Terong Ungu
Jenis ini yang paling terkenal
dari
terong. Bentuknya beragam, ada yang bulat dan yang panjang. Jenis
terong ungu dengan warna lebih tua dijuluki terong jepang karena sering
digunakan pada kuliner Jepang, seperti tempura. Selain kering, rasanya
juga renyah. Sementara yang warnanya tidak terlalu gelap, berkarakter
lebih lunak. Ada juga yang berwarna hijau, dan biasa dimasukkan sebagai
bahan sayur lodeh.
4. Terong Belanda
Bentuknya lonjong menyerupai telur namun lebih runcing ujungnya. Daging
buahnya banyak mengandung sari buah, rasanya agak asam, berwarna agak
hitam sampai kekuning-kuningan, kulit buah tipis. Sewaktu belum matang,
warnanya kuning lalu berubah menjadi ungu ketika sudah matang. Bijinya
bulat pipih, tipis dan keras. Berbeda dengan jenis terong lain, terong
belanda ini biasa diolah menjadi jus.
Syarat Tumbuh Terong
Terung sangat mudah dibiakkan karena ia dapat hidup di daerah dataran
rendah hingga dataran tinggi sekitar 1.200 m dpl. Namun demikian,
tanah itu harus memiliki cukup banyak kandungan bahan organik dan berdrainase baik. Selain itu, pH tanah harus berkisar
antara 5-6 agar pertumbuhannya optimal.
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 - 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya
bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
Pedoman Budidaya Terong
BENIH DAN PERSEMAIAN
Benih terung sebaiknya disemaikan dulu sebelum ditanam pada lahan yang
tetap. Pembuatan bedengan dan cara penyemaian terung tidaklah berbeda
seperti perlakuan pada tomat. Hanya saja kebutuhan benih terung berbeda
dengan benih tomat. Untuk lahan seluas 1 ha, diperlukan 500 g benih
terung dengan daya kecambah 75070.
Bibit
terung berada di persemaian hingga berumur kurang lebih 1,5 bulan atau
kira-kira telah berdaun empat helai. Setelah itu bibit terung sudah siap
untuk dipindahkan di lahan penanaman.
PENANAMAN
Lahan penanaman disiapkan dan diolah terlebih dahulu, kemudian di bentuk
bedengan. Bedengan dibuat selebar antara 1,2 – 1,4 cm dan panjang
sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam masing-masing
berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan lubang tanam 70-80 cm. Setiap
bedengan memuat dua barisan tanaman. Di antara bedengan, haruslah
dibuat parit yang berfungsi sebagai jalan dan pembuangan air saat musim
hujan. Hal ini penting dilakukan karena terung tidak tahan genangan air.
Selanjutnya setiap lubang tanam diberi pupuk kandang atau kompos
sebanyak 0,5-1 kg agar tanah cukup mengandung bahan organik. Setelah
lahan disiapkan, sebaiknya bibit yang telah siap tanam dimasukkan secara
tegak lurus ke dalam lubang tanam. Kemudian di sekitar lubang tanam
disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak sampai tergenang.
Pemeliharaan Terong
Setelah tanam, penyiraman dilakukan kembali setiap 3 hari sekali hingga
saat berbunga. Ketika masa berbunga, penyiraman dilakukan 2 hari sekali.
Namun, apabila penanaman dilakukan pada daerah kering, maka penyiraman
dapat dilakukan lebih sering agar tanaman tidak layu kekeringan.
Pemupukan pada terung dilakukan tiga kali, yaitu sebagai pupuk dasar,
susulan I, dan susulan II. Pupuk dasar diberikan saat tanah mulai
diolah, pupuk susulan I diberikan 7 -14 hari sesudah tanam, dan pupuk
susulan II diberikan saat tanaman mulai berbunga. Dosis pemupukan
bervariasi untuk setiap jenis terung dan jenis tanahnya, lihat pada
Tabel berikut.
WAKTU DAN DOSIS PEMUPUKAN TERUNG
No Jenis pupuk Total Pupuk Dasar Pupuk susulan I II 1. Pupuk kandang 15
ton 15 ton 2. Urea 300 kg 100 kg 100 kg 100 kg 3. TSP 200 kg 200 kg 4.
KCI 200 kg 200 kg Sumber : Rush Hukum, kk.,1990. Pemeliharaan
selanjutnya seperti penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan
dengan pemberian pupuk susulan. Namun, bila dirasa perlu, penyiangan dan
pendangiran dapat dilakukan lebih sering. Tanaman terung memerlukan
penyangga agar cabang lateralnya tidak raboh terkena angin atau hujan.
Ajir dapat dibuat dari bambu atau kawat setinggi 60-90 cm.
Hama dan Penyakit Terong
HAMA APHIS (KUTU DAUN)
Serangan hama ini ditandai dengan mengerutnya daun karena mengering.
Daunnya berwarna kuning. Pemberantasannya umumnya dilakukan dengan
Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC. Tungau (Tetranychus) Serangan hama ini
ditandai dengan pertumbuhan tanaman terung menjadi abnormal. Daun pucuk
atau tunas yang terserang berubah menjadi keriput dan berwarna kuning.
Hama ini menyerang daun dan cabang muda dengan cara mengisap cairan
dalam jaringan tanaman. Pengendalian serangan dilakukan dengan
menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 %
atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air).
PENYAKIT KARAT DAUN
Serangan penyakit ini ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning
(blight) dan kanker pada daun maupun -tanaman. Penyebabnya adalah
Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz.
Penyakit ini sulit diberantas. Untuk itu, sebaiknya pada awal penanaman
digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %.
BUSUK AKAR
Serangan penyakit ini ditandai dengan warna daun menjadi lebih hijau,
lalu menjadi kuning, dan akhirnya mati. Penyebabnya adalah cendawan
Yerticilium alboatrum yang menyerang akar dan pembuluh pada jaringan
tanaman. Pencegahan serangan selanjutnya dengan menggunakan Dithane M-45
(0,2-0,3 %). Sebenarnya penyakit ini dapat dikendalikan dengan
perlakuan tanah, antara lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi
tanaman.
Panen dan Pasca Panen Terong
Umur terung yang dapat dipanen tergantung dari varietas yang ditanam.
Namun, secara umum terung dapat dipanen sekitar 4 bulan atau 90 hari
sejak semai. Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terung dapat
dipanen 6-7 kali. Dalam pemanenan, diperhitungkan pula lama pengangkutan
sampai ke tangan konsumen. Sebaiknya terung yang dipetik adalah buah
muda yang bijinya belum keras dan daging buahnya belum liat. Apabila
pengangkutan memerlukan waktu lama, maka sebaiknya terung dipetik
sebelum masak, tapi sudah tampak bernas (berisi). Waktu panen sebaiknya
dilakukan saat pagi hari atau sore hari. Hindari waktu panen saat terik
matahari karena dapat mengganggu tanaman dan membuat kulit terung
menjadi keriput (kering) sehingga menurunkan kualitas.
Budidaya Tanaman Terung
Sebelum jauh-jauh kita membahas
mengenai terung, seharusnya yang timbul dibenak kita adalah apasih
terung itu ?, dari mana sih asalnya, ko’ bisa begitu lezat bukan,
Nandagokilz1 sendiri sukak banget ne yang nama nya terung, dan kali ini
Nandagokilz1 ngajak agan-agan semua mengenal lebih jauh mengenai terung,
persiapan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, dan hingga sampai
pemanenan, lengkap bukan, tanpa bercerita lebar langsung aja ya kita
bahas deh mengenai budidaya terung, Lanjut,…..
Gambar Terung :
Budidaya Tanaman Terung
Budidaya Tanaman Terung
PENDAHULUAN
Terung merupakan tanaman asli India dan
Srilanka, dan satu famili dengan tomat dan kentang. Kandungan gizinya
cukup tinggi, meliputi protein, lemak, kalsium, fosofr, besi, Vitamin A,
Vitamin B, dan Vitamin C. Memiliki kadar kalium yang tinggi sekitar 217
mg/100 gr (kalium sangat penting bagi sistem saraf dan kontraksi otot,
menjaga keseimbangan elektrolit tubuh), sedangka natrium rendah (3
mg/100 g). Dengan demikian buah terung sangat baik bagi kesehatan, yaitu
untuk mencegah hipertensi. Kandungan serat terung sekitar 2,5 gr per
100 gram, sehingga sangat baik bagi pencernaan.
JENIS-JENIS TERUNG
Terung banyak macamnya antara lain terung
gelatik yang sering disebut terung lalap, terung kopek dengan ciri
buahnya yang panjang, terung craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang
ujung meruncing , terung jepang dengan buah bulat dan panjang
silindris, terung medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini,
terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna keputih-putihan, dan
masih banyak lagi jenis-jenis terung yang lainya.
SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 – 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
- Tanah persemaian dicampur pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2
- Sebar benih, tetapi jangan terlalu rapat
- Tutup benih dengan tanah tipis, tutup dengan karung goni
- Umur 10 – 15 hari pindahkan ke bumbunan daun pisang
- Dibuat naungan dengan tinggi sebelah Timur 100 – 150 cm, sebelah Barat 80 – 100 cm
- Setelah berumur 1-1,5 bulan, pindahkan ke kebun (berdaun empat)
- Kebutuhan benih untuk 1 ha = 500 gram
PENANAMAN
- Waktu tanam yang baik musim kering
- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
- Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb atau disiram dengan gembor
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMUPUKAN
Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan
kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah
satu alternatif :
Jenis Pupuk
|
Pemupukan Susulan (kg/ha)
|
Umur 15 hari
|
Umur 25 hari
|
Umur 35 hari
|
Umur 45 hari
|
Urea
|
75
|
75
|
75
|
75
|
SP-36
|
50
|
-
|
-
|
-
|
KCl
|
-
|
75
|
100
|
75
|
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama
hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas
baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
HAMA
- Kumbang Daun (Epilachna spp.)
- Kutu Daun (Aphis spp.)
- Tungau ( Tetranynichus spp.)
- Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
- Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
- Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
PENYAKIT
- Layu Bakteri
- Busuk Buah
- Bercak Daun
- Antraknose
- Busuk Leher akar
- Rebah Semai
Catatan :
Cara dari pengendalian hama dan
penyakit bisa digunakan pestisida yang cocok, semua bisa disesuaikan
dengan gejala serangan dan jenis hama dan penyakit yang menyerang,
Disini Nandagokilz1 tidak menyebutkan merek dagang dari beberapa
pestisida yang digunakan dalam pembasmian hama dan penyakit pada
budidaya tanaman terung.
PEMANENAN
- Buah pertama dapat dipetik setelah umur 3-4 bulan tergantung dari jenis varietas
- Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
- Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
- Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
- Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.
TERONG BELANDA Family SOLANACEAE
Deskripsi
Terong belanda berupa perdu yang
rapuh, tingginya 2-3(-8) m, pangkal batangnya pendek, percabangannya
lebat. Daunnya tunggal, berselang-seling, bentuknya bundar telur sampai
bentuk jantung, berukuran (10-35) cm x (4-20) cm, berpinggiran rata,
berbulu halus, peruratannya menonjol, berujung lancip dan pendek,
biasanya daun-daun itu berada hampir di ujung pucuk, memiliki bau
seperti lembu kutub; tangkai daun 7-10 cm panjangnya. Bunga berada dalam
rangkaian kecil di ketiak daun, dekat ujung cabang, berwarna merah
jambu sampai biru muda, harum, berdiameter kira-kira 1 cm, bagian-bagian
bunga berbilangan lima; daun mahkota berbentuk genta, bercuping lima;
benang sari 5 utas, berada di depan daun mahkota, kepala sari
tersembunyi dalam runjung yang bertentangan dengan putik; bakal buah
beruang dua, dengan banyak bakal biji, kepala putiknya kecil. Buahnya
berupa buah buni yang berbentuk bulat telur sungsang atau bulat telur,
berukuran (3-10) cm x (3-5) cm, meruncing ke dua ujungnya,
bergelantungan, bertangkai panjang, daun kelopaknya tidak rontok, kulit
buah tipis, licin, berwarna lembayung kemerah-merahan, merah jingga
sampai kekuning-kuningan; daging buahnya mengandung ‘banyak sari buah,
agak asam sampai manis, berwarna kehitam-hitaman sampai
kekuningkuningan. Bijinya bulat pipih, tipis, dan keras. Kandungan :
Kulit buah terong belanda mengandung suatu zat yang rasanya pahit,
tetapi zat ini dapat dibuang dengan cara mengupas kulitnya atau
menyeduhnya dengan air panas selama 4 menit. Mengganti air setelah
merebusnya 3-4 menit dan memanaskannya kembali dapat mengurangi rasa
pahit dan sepat buah yang masih muda. Setiap 100 g bagian buah yang
dapat dimakan mengandung: air 85 g, protein 1,5 g, lemak 0,06-1,28 g,
karbohidrat 10 g, serat 1,4-4,2 g, abu 0,7 g, vitamin A 150-500 SI, dan
vitamin C 25 mg. Sebagian besar vitamin akan hilang dalam perebusan.
Manfaat
Buah terong belanda dimanfaatkan
menurut berbagai cara, seperti masakan yang lezat dan makanan yang
manis-manis. Buah mentah dapat digunakan untuk masakan ‘chutney’, kari
dan sambal, sedangkan buah matang untuk sirop, sup, adonan pengisi
(perut ayam, dan sebagainya) dan untuk rujak. Buah yang dibelah dapat
digunakan sebagai bumbu, serta dibakar atau dipanggang untuk digunakan
sebagai sayuran. Buah yang matang di pohon yang dipelihara pada
lingkungan yang cocok saja yang rasa dan aromanya enak. Buah yang
dimatangkan sebaik-baiknya juga penting agar dihasilkan sirup, jell,
selai, pencuci mulut dan sebagai hiasan es krim yang berkualitas baik.
Bijinya yang keras itu dapat dibuang setelah digodok. Air kapur dan gula
dapat ditambahkan agar rasanya lebih enak.
Syarat Tumbuh
Di daerah tropik terong belanda
dapat tahan hidup di ketinggian 1000 m dpl. atau lebih; terong ini masih
dapat hidup di atas 2000 m dpl, jika suhu bulanan rata-ratanya tetap di
atas 10° C dan embun bekunya, yang dapat membunuh tanaman muda dan daun
serta ujung pucuk tanaman dewasa, tidak terlalu lebat. Di dataran
rendah, pohon terong belanda tidak mampu berbunga, sedangkan udara sejuk
(barangkali khususnya malam yang ‘sejuk) dapat mendorong pembungaan.
Oleh karena itu, tanaman ini berbuah matang pada musim dingin ‘di daerah
subtropik, dan jika ditanam di daerah tropik buah matang sesudah
terjadi udara dingin. Rasa buah akan menjadi lebih baik pada hari-hari
cerah yang panas dan malam-malam yang dingin pada musim kemarau di
daerah tropik daripada selama musim dingin dl dataran tinggi. Terong
belanda tumbuh baik di tanah yang balk drainasenya, karena bahan organik
dan kelembapannya sedang. Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan,
walaupun hanya untuk 1-2 hari. Pohonnya yang berbuah lebat dan berumur
panjang dijumpai sebagai naungan dl kandang ayam; hal ini membuktikan
bahwa terong belanda resposif terhadap pupuk kandang dan tempat-tempat
yang kering. Tanaman ini berakar dangkal, karenanya mudah roboh, juga
cabang-cabangnya yang rapuh itu mudah sekali patah jika sedang berbuah
lebat. Jadi, lokasi yang ternaung hendaknya dipilih atau diadakan pohon
penahan angin.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan dan penanaman: Benih
terong belanda hendaknya dipilih dari tanaman yang sifatnya sama dengan
induknya. Di Brazil, benih itu dicuci, dikeringkan dan dianginkan lalu
disimpan di lemari pendingin selama 24 jam. Pendinginan dinyatakan
mengakibatkan perkecambahan benar-benar 100% dalam 4-6 hari. Hendaknya
telah disiapkan persemaian yang dipupuk atau diberi kompos dan dinaungi
ringan. Perbanyakan dengan setek merupakan alternatif, tetapi sulit
untuk memastikan akan terbebas dari serangan virus. Penumbuhan dalam
wadah dapat mengurangi kerugian daripada penanaman di lapangan. Setek
dari batang yang berumur 1-2 tahun, yang diameternya 10-30 mm,
panjangnya 45-100 cm dapat ditanam langsung di lapangan setelah
daun-daunnya dibuang. Tanaman dari setek tumbuh menjadi pohon yang
rimbun bercabang-cabang rendah, yang harus dibuang bunga-bunganya agar
pada tahun pertama pertumbuhan dapat terangsang. Di Selandia Baru,
terong belanda kadang-kadang disambung dengan jenis-jenis yang
berkerabat, khususnya dengan Solanum mauritianum Scop., yaitu satu gulma
yang meliar kembali. Pohon yang tumbuh di atas batang bawah ini agak
kerdil tetapi berbuah banyak sekali dan perlu ditunjang. Di Selandia
Baru, pohon terong belanda ditanam dalam baris tunggal atau ganda,
misalnya untuk barisan tunggal 2,5 m x 2 m atau 4,5 m x 1,5 m dan untuk
barisan ganda (3,5 -F 1,5) m x 2 m atau (4 + 2,5) m x 3 m, akan
menjadikan kepadatannya 2000-1000 pohon per hektare. Penanaman yang jauh
lebih padat lagi juga telah dilaporkan dari beberapa negara lain.
Petani-petani Selandia Baru seringkali menanam terong belanda ini
sebagai tanaman tumpang sari pada kebun jeruk yang masih muda.
Pemeliharaan
Kebun buah terong belanda
hendaknya berdrainase baik; seringkali tanaman ini dipelihara di
punggung guludan atau di atas bedengan. Karena sistem perakarannya
dangkal, penanaman terlalu dalam hendaknya dihindari, sebaliknya
pemberian mulsa sangat menguntungkan. Pohon muda yang berasal dari benih
dipenggal sampai tingginya tinggal 1 m agar percabangannya bermunculan,
dan setiap tahun diadakan pemangkasan di awal daur kehidupannya.
Pemangkasan tahunan ini terdiri -atas pemotongan cabang dan penjarangan
cabang-cabang yang telah pernah berbuah, agar terjadi peremajaan cabang
yang akan berbuah, dan mengurangi terpencarnya cabangcabang pohon. Waktu
pemangkasan akan mempengaruhi saat panen. Untuk tanah-tanah yang kurang
subur di Selandia Baru dianjurkan pemberian pupuk dengan kombinasi
110-170 kg N, 35-55 kg P2O5, dan 100-200 kg K2O per tahun.
Pelaksanaannya dipecah menjadi pemupukan bagian dasar, persis sebelum
pemangkasan untuk mendorong pertumbuhan pucuk, dan pemupukan bagian atas
setelah buah terakhir terbentuk guna mendorong pertumbuhan buah. Di
daerah tropik pemakaian sejumlah besar bahan organik dan pupuk kandang
ketika membuat guludan untuk penanaman akan mengurangi perlunya
pemberian pupuk tambahan. Pengairan selama musim kemarau penting untuk
mempertahankan pertumbuhan dan untuk memperbaiki ukuran buah dan hasil
panen.
Hama dan Penyakit
Masalah-masalah utama disebabkan
oleh infeksi virus, antara lain virus-virus mosaik terong belanda,
mosaik mentimun, mosaik Arab dan satu atau beberapa virus yang belum
teridentifikasi. Virus-virus tersebut cepat menyebar (vektor utamanya
mungkin afid) menyebabkan turunnya hasil kebun terong belanda itu.
Tanaman yang sehat (asal dari benih) hendaknya ditanam sejauh-jauhnya
dari pohon yang lebih tua; kesehatan kebun buah secara ketat dan
pemberantasan vektornya merupakan jalan utama untuk mencegah adanya
virus. Nematoda bongkol akar (Meloidogyne spp.) juga berbahaya dan
bersama-sama dengan virus akan menyebabkan terjadinya tanaman kerdil dan
tidak produktif; suhu dan kelembapan yang tinggi akan memperburuk
keadaan. Adanya beberapa penyakit jamur, di antaranya embun tepunglah
yang paling mengganggu. Jika serangannya gawat, akan menyebabkan daun
tua rontok lebih awal. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara perlakuan
secara teratur sulfur atau fungisida yang lebih khusus lagi; alternatif
lain ialah mempertahankan kecepatan tumbuh yang cukup tinggi untuk
menggantikan kembali daun-daunnya yang hilang. Tidak banyak usaha dapat
dilakukan untuk memberantas serangan bakteri yang disebabkan oleh
Pfeudomonas syringae.
Panen dan Pasca Panen
Panen Mengukur waktu pembungaan
akan menjurus ke masa panen yang panjang. Buah terong belanda tidak akan
matang setelah dipanen, dan karena hanya buah yang matang penuh yang
merupakan kualitas prima, maka pohonnya perlu dipanen beberapa kali
sepanjang musim panen, yang lamanya 5-7 bulan atau lebih. Hal ini jelas
menambah ongkos produksi. Pemetikannya mudah saja, karena tangkai buah
mudah sekali patah di bagian lapisan absisinya yang berada 3,5-5 cm dari
pangkal buahnya. Hasil Di Brazil pohon terong belanda yang jarak
tanamnya cukup dengan produksi penuh, menghasilkan 20-30 kg buah per
tahun: Produksinya di Selandia Baru juga hampir sama, sedangkan hasil
komersial umumnya 15-17 ton/ha. Pohon terong belanda ini dapat
memberikan hasil yang balk selama 11-12 tahun, tetapi umumnya menurun
setelah berumur 5-6 tahun. Penanganan pasca panen Buah terong belanda
dagingnya keras dan kulitnya licin dan liat sehingga mudah dikelola.
Dalam keadaan kehangatan yang normal, daya tahannya sekitar 1 minggu,
tetapi pada penyimpanan dingin dengan suhu 3,5° C ± 1° C buah dapat
disimpan selama 8 minggu atau lebih. Colletotrichum dan Phoma yang
menyerang buah yang tersimpan harus diberantas dengan perendaman dalam
air panas dan pelapisan kembali dengan lilin.
BUDIDAYA TANAMAN TERONG
Solanum melongena
Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga
Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri
Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa
digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum melongena.
Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara
tahunan. Tanaman ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya.
Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci)
panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar
lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang
melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya
biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan
mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah
tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar,
dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak
biji yang kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit
karena mengandung alkaloid nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena
terong adalah saudara dekat tembakau.
Terong merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat
Indonesia. Ini tidak terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya
baik dalam bentuk sayuran olahan maupun secara mentah. Dengan semakin
beragamnya selera masyarakat terhadap terong, bentuknya pun mengalami
perkembangan. Namun demikian, secara umum ciri fisik terong tidak jauh
berbeda dari karakter seperti : bentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit
mulus, dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya.
Buah terong merupakan sumber kalori yang cukup besar yaitu sekitar 24 kal.
Selain sebagai sumber kalori, buah terong juga mempunyai komposisi gizi antara lain mengandung
1.5 % Protein, 0.2 gr lemak, 5.5 gr hidrat arang, 15 gram kalsium, 37
mg Fosfor, Besi 0.4 mg, Vit A 30 SI , Vit B1 0.04 mg, dan Vit C 5 mg.
Dengan komposisi gizi seperti itu maka buah terong cocok dikonsumsi
untuk perbaikan gizi..
Meskipun terong termasuk sayuran yang digemari masyarakat, nampaknya
budidaya tanaman terong ini tidak se-intensif budidaya tanaman sayuran
favourit lain seperti cabai, tomat, bawang, dan lainnya. Kenyataannya
tidak sedikit petani kita yang menanamnya sebagai pelengkap dan kadang
ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Tentu saja hal ini tidak terlepas
dari masih kurang pentingnya peran komoditas terong di masyarakat.
Padahal bila kita mengkaji potensi pasar dalam negeri saja pengusahaan
terong secara intensif memberikan peluang yang cerah. Saat ini hanya ada
beberapa pihak saja yang mengelola terong ini secara intensif, bermitra
dengan petani kemudian melakukan pengolahan sehingga memiliki nilai
tambah untuk diekspor ke luar negeri.
Meskipun data sensus pertanian 1998 mengungkapkan adanya kecendrungan
peningkatan baik dari produksi maupun luas areal sayuran terong di
Indonesia yaitu sekitar 14.31 persen, namun dibandingkan luas areal
sayuran potensial yang ada konstribusinya sangat kecil. Bahkan ada
kecendrungan areal penanamannya semakin lama semakin berkurang. Padahal
dengan adanya peningkatan permintaan tersebut menunjukkan peluang pasar
terong masih terbuka. Kondisi ini semakin diperparah dengan masih
rendahnya tingkat produktifitas terong yang dihasilkan petani yaitu
berkisar 60 – 80 kuintal per hektar. Hal itu menunjukkan bahwa
pengusahaan terong di Indonesia belum digarap secara optimal.
Persoalan rendahnya produktifitas ini tentu saja erat kaitannya dengan
penggunaan benih terong yang selama ini dipakai petani disamping teknik
budidaya yang harus dioptimalkan. Penggunaan benih lokal maupun hibrida
yang sudah diturunkan akan mempengaruhi hasil panen karena sifat-sifat
unggul yang diturunkan tersebut sudah tenggelam karena telah ditutupi
gen resesif atau gen pembawa sifat yang tidak baik. Padahal seperti kita
ketahui bahwa varietas hibrida selalu memiliki kelebihan sifat unggul.
Kecenderungan petani menggunakan varietas lokal maupun benih turunan ini
tentu saja sangat disayangkan apalagi bila tujuan kita ingin
mengoptimalkan hasil panen. Hal ini disebabkan pada benih lokal bukanlah
hasil persilangan atau hasil kombinasi sehingga tidak ada penggabungan
sifat unggul. Sedangkan apabila petani menggunakan benih hibrida turunan
tentu saja sangat tidak dianjurkan karena sifat-sifat jelek yang dibawa
oleh induknya akan bermunculan sehingga tanaman beserta hasil panennya
tidak seragan.
Melihat dari kecendrungan permintaan buah terong yang meningkat, maka
usaha peningkatan produktifitas tanaman terong dapat dilakukan dengan
penanaman secara intensif dan penggunaan benih unggul.
Terung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, apabila dipelihara dengan baik dan menggunakan bibit unggul, dalam satu hektar bisa dihasilkan kurang lebih 30 ton terung.
Oleh karena itu terung sangat potensial untuk dikembangkan dengan lebih
meningkatkan produktivitasnya. Terung mempunyai prospek dan potensi
yang sangat menjanjikan apabila dikelola secara agribisnis.
MANFAAT & KEGUNAAN TERUNG
Terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak
saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang
cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat
sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g
Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A,
5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Terung yang dimanfaatkan untuk hidangan makanan adalah buahnya. Bila
dimasak terung akan menjadi layu dan menjadi lebih nikmat disantap.
Terung dikonsumsi setelah disayur, digoreng atau untuk lalapan langsung
dalam keadaan mentah. Terung memiliki bentuk dan warna yang sangat
menarik yaitu ungu mengkilap sehingga menarik perhatian orang untuk
membeli.
Terung dapat dipergunakan sebagai obat diantaranya untuk mengobati
wasir. Beberapa jenis yang lain seperti terung Belanda berkhasiat
mengobati penyakit tekanan darah rendah, menghilangkan gatal pada kulit,
obat cuci perut dan mengeringkan kulit muka berlemak. Terung perat yang
dibakar menyembuhkan penyakit kulit sementara bagian akarnya dapat
mengobati sakit gigi. Terung ranti akarnya dipergunakan membalur luka.
Terung mempunyai banyak khasiat disebabkan adanya kandungan alkaloid
solanin. Disamping itu terdapat juga senyawa solasodin yang dapat
dipergunakan sebagai pencegah kehamilan.
SEKILAS BUDIDAYA TERUNG
Terung sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang
rumit. Terung dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian
1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 – 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan
warna buah , terung memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh
dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan
PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim
kemarau.
Terung banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut
terung lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terung
craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terung
jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang
buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya
bulat besar berwarna keputih-putihan.
Terung pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji
terung yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli
ditoko pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu
dilakukan langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan,
pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah
penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta
pemberantasan penyakit.
Terung pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan
penyakit. Hama yang menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu
daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah, lembing hijau,
penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat
tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan
virus. Cara pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
gambar: Bunga Terong
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila
dirawat dengan baik tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan.
Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim
kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah sedang
bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.
SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 – 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya
bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai.
Benih terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga
hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman
benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam,
kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan
pukan (pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida
bahan aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat
menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil campuran media
tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi ± 8 cm dan diameter 5
cm.
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
- Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan
benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan
pupuk kandang halus.
- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
- Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot dengan pestisida
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan
dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan
ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah.
Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam dengan
mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar
lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya.
Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata.
Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan
pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya
diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2,
(khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk
kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5
kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika
kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10
tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk
bedengan – bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman)
dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam
perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat
ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman
terong yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun
sempurna atau mencapai tinggi ± 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan
pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah
pemindahan dan masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row,
dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan
kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke
bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa
sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama
dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
PENANAMAN
- Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia
- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca
kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor.
Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal
ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak
mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman
yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain
ZA dosis 2.5 – 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 – 3 gram/tanaman, KCl sebanyak
1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm
dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST
dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman.
Pemupukan ke – IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen
yang kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit
yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran
dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan
kondisi lingkungan.
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama
hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas
baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT tanaman TERONG
HAMA
1.Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun
merek bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk
atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau
keriting atau menggulung
Aphis spp sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika
populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe ” Racun
Contak ” , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun
Sistemik ” Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ‘ misalnya
menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh
Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap
Aphis.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel
tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai
kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe ” Racun Sistemik ”
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara
memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan
roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan
ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan
dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00,
gunakan insektisida dengan tipe ” Racun perut “, jika menggukanan racun
kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di
pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya,
sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk
buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak,
Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem /
pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar
sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat
sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.
Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu
lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis
Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah
serangan. Gunakan Bakterisida
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit
muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau
sekitar 15 – 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong
layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran
tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis
bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah
muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi
terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna
ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan
warna daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu
musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per
tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan
biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.
Keragaman bentuk dan Jenisnya
Terong tergolong ke dalam keluarga terung-terungan atau Solanaceae. Saat
ini jenis terong dibedakan dari bentuk dan warna kulit buahnya yaitu
ada yang berwarna ungu dan ada yang berwarna hijau. Sedangkan dari
bentuknya ada yang panjang , ada pula yang bulat dan lonjong. Dari
beberapa jenis terong yang ada, saat ini masyarakat umumnya lebih
cenderung memilih terong yang berwarna ungu atau bernuansa ungu
dibandingkan yang berwarna hijau. Bila ditinjau dari segi rasanya tentu
saja tidak jauh berbeda, hanya saja ada beberapa diantaranya yang
memiliki rasa manis, kesat dan tawar. Kecendrungan dalam memilih jenis
terong ini juga dipengaruhi oleh selera masyarakat. Bisa saja daerah
yang satu dengan daerah yang lain berbeda seleranya. Seperti di Jawa
Barat, masyarakatnya yang lebih menyukai terong bentuk bulat hijau lorek
dimana mereka mengkonsumsinya secara mentah untuk lalap,sedangkan di
daerah lain buah terong yang panjang lebih disukai. Buah terong yang
panjang maupun lonjong ini banyak diusahakan secara komersial untuk
konsumsi sayuran.
I like reading a post that can make men and women think. Also, thank you for allowing me to comment!
BalasHapusSitus Indonesia