.......""SELAMAT DATANG DI BLOG JNP SOLUSI WIRAUSAHA SUKSES""....... KUNJUNGI JUGA MY BLOG http://jnpmastersmartcomp.blogspot.com
SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ATAU CEKLIST SEBELUM MENINGGALKAN BLOG,TERIMAKASIH BANYAK ATAS KUNJUNGANNYA ....... SEMOGA SUKSES....!!!!!
HOME|TENTANG | FACEBOOK | DAFTAR ISI|KONTAK|

Selasa, 03 Juli 2012

PETERNAKAN DAN PERIKANAN

PETERNAKAN DAN PERIKANAN

Salah satu program strategis Pemerintah Kabupaten Sragen di bidang peternakan adalah pengembangan sapi Brangus dengan menciptakan kawasan pembibitan di sejumlah desa di wilayah Kabupaten Sragen. Selain itu juga dikembangkan peternakan sapi perah, kambing domba, itik dan ayam. Program pengembangan ini didukung berbagai kegiatan seperti inseminasi buatan, kesehatan hewan, serta kemitraan peternak sapi.

Sedangkan di bidang perikanan, Kabupaten Sragen masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Terbukti pada tahun 2005, produksi ikan yang dihasilkan para peternak di Kabupaten Sragen mencapai 3.277.500 kg atau setara dengan nilai produksi lebih dari Rp 3 miliar. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain nila merah, nila hitam, gurame, mujahir, ikan mas, gabus/ karper, tawas, dan lele.

Peternakan Sapi Brangus
Budidaya Sapi Brangus sangat populer di kalangan peternak Sragen. Pada tahun 2005, populasi sapi Brangus di Kabupaten Sragen mencapai 7.895 ekor yang tersebar di 20 kecamatan. Budidaya ternak sapi Brangus telah dikenal oleh masyarakat Sragen sejak tahun 1981, yang diiringi dengan pembangunan pusat pembibitan Sapi Brangus. Sampai tahun 2000, telah terdapat tujuh kawasan pembibitan sapi Brangus di Sragen yakni; Desa Pringanom Kecamatan Masaran, Desa Tenggak Kecamatan Sidoharjo, Desa Dawung Kecamatan Sambirejo, Desa Wonorejo Kecamatan Kedawung, Desa Karanganyar Kecamatan Plupuh, Desa Tegalrejo Kecamatan Gondang, dan Desa Gringging Kecamatan Sambungmacan.

Sapi Brangus yang dikembangkan di Kabupaten Sragen merupakan jenis persilangan dari Sapi American Brahman dan Aberden Angus yang direproduksikan secara Artificial Inseminations (inseminasi buatan) atau awam lazim menyebutnya kawin suntik. Sapi Brangus bersama sapi jenis Brahman biasa dipelihara sebagai ternak potong –untuk diambil dagingnya. Usaha peternakan sapi Brangus di Sragen boleh dikatakan telah menerapkan prosedur dan teknik yang maju. Buktinya, budidaya sapi Brangus yang dilakukan warga Sragen sudah berbentuk peternakan dengan kandang komunal. Sistem kandang komunal didesain menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi ternak dalam jumlah besar, melindungi dari terik matahari, hujan, angin, pencurian, gangguan, binatang buas. Dan yang lebih penting lagi, kandang komunal memiliki aksesbilitas tinggi untuk memudahkan pengelolaan dan pemeliharaan.

Manfaatnya memang betul-betul dapat dirasakan peternak. Sejak sistem kandang komunal diterapkan, kualitas dan kuantitas sapi meningkat sedangkan angka ternak yang sakit atau mati mengalami tren menurun. Populasi sapi potong jenis Brangus dan Brahman di Kabupaten Sragen dalam empat tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan. Lihat saja, pada tahun 2002, jumlah sapi potong di Sragen masih berkutat pada angka 74.561 ekor, namun angka itu terus bertambah hingga mencapai 76.431 ekor pada tahun 2004. Nah, pada tahun 2005, populasi sapi potong di Sragen berjumlah 77.255 ekor, sebanyak 7.895 ekor di antaranya adalah sapi jenis Brangus. Sapi-sapi asal Sragen tersebut telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia.

Potensi ekonomi dari bisnis ternak sapi potong di negeri ini boleh dikatakan cukup menjanjikan. Apalagi, permintaan daging sapi dalam negeri, khususnya warga di perkotaan besar, belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi untuk warga Jakarta saja, saban hari memerlukan 800 ekor. Tak kurang dari 600 ekor di antaranya jenis Brangus. Namun, para peternak lokal baru mampu memasok 80 ekor sapi Brangus per hari, itu pun telah mendatangkan sapi dari luar Jakarta seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sisanya, harus mendatangkan sapi dari luar Jawa serta mengimpor dari luar negeri, terutama Australia.

Tingginya permintaan sapi potong merupakan peluang emas yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Sapi Brangus merupakan salah satu jenis yang paling disukai pasar. Sebab, dibandingkan sapi jenis lain, Brahman misalnya, daging yang dihasilkan jauh lebih banyak. Selain itu, harga sapi Brangus di pasar dalam negeri lumayan menggiurkan.

Sapi Brangus siap potong umur dua hingga tiga tahun (sudah termasuk masa penggemukan selama 1,5 tahun) dan berbobot kurang lebih 450 kg, biasa dilepas seharga Rp 10 juta. Sedangkan Brangus dengan bobot yang lebih berat, sekitar 500 kg, dapat mencapai Rp 15 juta. Berat sapi tergantung pada mutu pakan dan perawatan. Dari tiap ekor sapi Brangus, umumnya dapat diambil dagingnya sebanyak 60 persen dari berat kotor, atau sekitar 270 kg hingga 300 kg daging. Namun, sapi Brangus seringkali sudah diambil dagingnya ketika baru berumur antara 9 bulan hingga 16 bulan.

Daging sapi Brangus di pasar-pasar tradisional maupun swalayan biasa dihargai Rp 40 ribu per kilogram. Andaikata pasokan sapi Brangus dari Sragen dapat ditingkatkan 10 persen atau 790 ekor per tahun, sedangkan 200 ekor di antaranya khusus untuk mengisi kekosongan di pasar Jakarta, maka sudah dapat diraba omzet yang bakal diraup.
Para peternak di Sragen memiliki keterampilan tinggi dan kemauan untuk maju. Mereka telah terbiasa dengan teknik beternak modern sejak tahun 1981. Kondisi tersebut merupakan keuntungan bagi calon investor guna memperoleh tenaga kerja ataupun mitra yang dapat diandalkan untuk memperoleh hasil terbaik.

Selain itu, Sragen memiliki ketersediaan pakan ternak yang melimpah. Jaminan stok pakan sudah barang tentu menjadi hal sangat krusial dalam usaha ternak sapi. Syukurlah, hingga saat ini Sragen tidak pernah sekalipun mengalami kelangkaan pakan ternak. Malah, sebagian besar kelompok peternak Sragen kini telah memiliki kemampuan meramu pakan ternak yang manjur mendongkrak berat sapi dalam waktu singkat.
Upaya meningkatkan produtivitas sapi asal Sragen dapat dilakukan dengan memperbanyak jumlah areal peternakan. Pemerintah Kabupaten Sragen sangat terbuka kepada calon investor yang ingin menanamkan modal usahanya di bidang peternakan sapi potong. Keberadaan sumber daya alam yang subur, sumber daya manusia terampil, dan regulasi pemerintah daerah yang bersahabat dengan dunia usaha, merupakan dukungan positif bagi kegiatan investasi di bidang peternakan sapi.
Tak mengherankan apabila pada tahun 2005-2006, wilayah Kabupaten Sragen mengalami surplus pakan ternak. Pada periode tersebut, dari ketersediaan pakan ternak sebesar 1.085.880 ton/tahun, yang digunakan untuk asupan hewan ternak baru sebesar 250.000 ton per tahun. Sehingga, terdapat kelebihan pakan sebesar 835.880 ton per tahun. Jika diasumsikan tiap ekor ternak membutuhkan 3 ton pakan dalam setahun, maka surplus pakan tersebut dapat mencukupi kurang lebih sekitar  278.626 ekor hewan ternak.

Pun, jangan khawatirkan soal bakal calon lahan peternakan. Sebab, banyak tempat di wilayah Kabupaten Sragen yang cocok dijadikan lokasi peternakan. Tentu saja, setelah mengurus berbagai perijinan dan memenuhi syarat-syarat teknis tertentu yang memperhatikan kesehatan dan kelestarian lingkungan. Untuk mengurus perijinan dan syarat-syarat lain di Sragen, calon investor cukup mendatangi Kantor Pelayanan Terpadu  (KPT). Dijamin, mengurus perijinan di Sragen sangat mudah, murah, cepat, dan transparan.

Agar pasar perdagangan hewan ternak makin bergairah, Pemerintah Kabupaten Sragen tengah mematangkan konsep pembangunan ‘’Pasar Hewan 24 jam’’ di Kecamatan Sumberlawang. Jika terwujud, pasar hewan 24 jam ini akan mengubah pola transaksi tradisional, yang mana jaringan pemasarannnya banyak dikangkangi para tengkulak, menjadi transaksi modern berbasis pembelian langsung antara peternak dan pembeli. Selain itu, keberadaan pasar hewan 24 jam diharapkan bakal menghidupkan sektor bisnis yang lain. Jasa pergudangan, jasa pembibitan, penggemukan, pemotongan, akan terkena imbas keuntungan. Bahkan tak menutup kemungkinan bakal menciptakan bisnis baru di bidang industri makanan olahan berskala besar, semisal daging sapi dalam kaleng (korned).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar